Diguyur Hujan, Tujuh Rumah Warga di Desa Fulur Tertimpa Longsor

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua,NTTOnlinenow.com-Hujan yang turun tiada henti melanda seluruh wilayah Belu sejak pekan lalu menyebabkan terjadinya bencana longsor di wilayah Lamaknen.

Terdapat tujuh unit rumah milik warga di Dusun Ropolete, Desa Fulur, Kecamatan Lamaknen mengalami rusak parah setelah tertimpa tanah longsor akibat hujan yang turun terus menerus pada Sabtu dini hari, (4/2/2017) kemarin.

Kepala Desa Fulur, Julinaus Lesu Bau yang dikonfirmasi media, Senin (6/2) usai memasukan laporan di Kantor DPRD Belu membenarkan, dirinya juga menjadi salah korban karena dari tujuh rumah yang tertimpa longsor, salah satunya merupakan rumah milik dirinya.

“Kondisi tujuh rumah di dusun Ropolete akibat longsor rusak berat, lima rumah permanen dan dua non permanen,” sebut dia.

Baca : Pemkot Anggarkan Rp4,2 Miliar Untuk Pengamanan Pilwakot

Jelas Bau, selain itu pemilik enam rumah korban bencana longsor yakni, Benyamin Koi, Martinus Mau, Kamilus Koi, Paulus Bere, Petrus Mau dan Ignasius Loe. Meski tidak ada korban jiwa dalam bencana itu, namun warga mengalami kerugian sekitar puluhan juta.

“Rumahnya miring, jadi tidak bisa dihuni lagi. Dua hari ini ada yang sudah rubuh, karena pergeseran tanah. Ada juga pohon-pohon yang sudah mulai bergeser karena air yang terus mengikis tanah,” ujar dia.

Lanjut dia, terkait bencana tersebut Wakil Bupati Belu J.T Ose Luan bersama pihak Dinas PU langsung meninjau korban bencana di lokasi Dusun Ropolete pada hari Sabtu lalu. Kondisi saat ini warga korban bencana terpaksa mengungsi ke rumah sanak keluarga.

“Saya sudah masukan laporan bencana ke Pemkab dan DPRD Belu. Kita berharap segera ada perhatian serius berupa tanggap darurat, dan tadi pagi saya bertemu kendaraan BPBD menuju ke lokasi untuk tanggap darurat,” kata dia.

Ditambahkan, selain ketujuh rumah yang rusak berat tertimpa longsor, hujan yang turun terus menerus juga telah memutuskan akses jalan raya Fulur menuju Kewar sekitar 400 meter. Akibatnya aktivitas warga yang ingin bepergian lumpuh karena kendaraan tidak bisa melintasi jalur utama menuju pintu perbatasan RI-RDTL di Desa Henes, Kecamatan Lamaknen Selatan.