Yang tersisa dari Reuni SDK Putra-Putri & Don Bosko

Bagikan Artikel ini

Frans Nuka, Terima Kasih Anak-Anakku, Sayonara Kupang.
Kupang, NTTOnlinenow.com – Reuni yang diisi dengan kegiatan melestarikan permainan tempoe doeloe dan workshop bagi siswa-siswi SDK Don Bosko selama 2 hari akan diakhiri nanti malam di Cafe In-Out dengan agenda pembntukan Ikatan Alumni SDK Putra-Putri & Don Bosko Kupang sekaligus pembentukan panitia Reuni akbar lintas angkatan tahun 2018 di Kupang.

Dihari terakhir pagi ini kegiatan diisi dengan Ibadah Sabda, wokshop dan motivasi, performance siswa Don Bosko, pemberian cindramata kepada guru, staff dan penghargaan kepada mantan guru yang diterima oleh mantan Kepala Sekolah Putra I Bapak Frans Nuka dan mantan Kepala Sekolah Don Bosko 3 Bapak Stanis Lawa.

Workshop yang diisi Dr.Antonius Anton Lie,SE,MM Kepala Direktorat Human Capital and General Administration PT. Asuransi Central Asia Surabaya dan Praktisi hukum Irma Hatu,SH. Kehadiran para alumni seakan membuka wawasan para siswa sampai ada yang bertanya kepada Dr.Anton Lie : “Om saya mau tanya, gimana cara dapat doi yang banyak dan bisa jadi orang sukses seperti om ?“.

Sementara Ketua Yayasan Swastisari Rm.Rudi Tjung Lake,Pr. mengajak para siswa agar meneladani para senior yang selalu bersyukur setelah mereka berhasil. Setelah bertahun-tahun melanglang buana meninggalkan almamater tapi mereka tetap ingat dan bangga dengan sekolahnya, ini teladan yang harus terus dipertahankan. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari fondasi yang ditanamkan sejak SD.

Sementara itu Frans Nuka mantan Kepala Sekolah SDK Putra 1 dalam refleksinya menceriterakan sejarah sekolah yang didirikan tahun 1956. Beliau masuk Kupang dari Nangaroro/Ngada tahun 1964, sekolah ini sudah ada dengan nama SD Frater dibawah naungan Frater BHK (Bunda Hati Kudus). Tahun 1968 Frater BHK meninggalkan sekolah ini dan sejak itu berubahlah menjadi SDK Putra-Putri 1 & 2 dibawah naungan Yayasan Swastisari yang dipimpin P.Conterius,SVD dan bersamaan dengan itu lahirlah SMAK Giovani Kupang.

Baca: Alumni SDK Putra-Putri & Don Bosko Gelar Reuni di Hari Sumpah Pemuda

Pada tahun 1980 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III (1978-1983) Dr.Daoed Joesoef berkunjung ke SDK Putra Putri Kupang, alangkah terkejutnya Pak Menteri karena masih ada sekolah yang memisahkan antara putra dan putri, saran Pak Menteri agar digabungkan antara putra-putri maka jadilah SDK Don Bosko 1 – 4 dan muridnyapun dicampur antara putra dan putri.

Dalam pesannya Frans Nuka merasa bahagia dan tidak pernah terlintas dalam benaknya kalau alumni akan balik dan bertemu dia dalam momentum seperti ini.

Dua hari meninggalkan kesibukan dan rutinitas bersama keluarga hanya demi mengenang masa kecil, Daud Saul Ndaumanu,SH mantan Camat Amfoang Timur alumni tahun 1979 yang menetap di Sabu Raijua punya kesan tersendiri “salut buat kerja panitia dan respon sekolah yang luar biasa, dengan reuni ini kita dapat membangun komunikasi dengan teman-teman yang sudah berpuluh-puluh tahun hilang, harapannya tidak berakhir disini dan dapat berlanjut dengan program-program yang bisa membantu dunia pendidikan di Kupang”.

Lain pula kesan Antonius Honey Niononi alumni 1977, pemilik Toko Indah Jaya ini berharap ikatan alumni segera dibentuk dan jangan cuma panas-panas di awal saja tapi tetap pererat persahabatan ini, kita bangun komunikasi lintas angkatan agar reuni akbar nanti ada sesuatu yang dapat kita berikan untuk almamater dan para pahlawan tanpa jasa yang sudah mendidik kita.

Saya hadir disini karena senang kita semua berpikir yang lurus-lurus saja, kegiatan seperti ini bisa membuat kita saling bertukar informasi dan berbuat sesuatu bagi almamater, sambung Roy Taibenu yang sibuk mendekorasi tempat acara.

Olah Raga Rekreasi

Belum lama ini Pekan Olah Raga Nasional (PON) dilaksanakan di Bumi Parahyangan Jawa Barat. Kontingen NTT menempati urutan ke 18 dengan 7 emas, 7 perak dan 9 perunggu. Pekan Olahraga Nasional (PON) yang menghabiskan biaya 3 triyun rupiah ini hanya menguntungkan sektor ekonomi sesaat bagi daerah penyelenggara. Frans Watu alumni SDK Putra 1 Kupang yang juga mantan pemain bola SMAK Giovani dan PSK Kupang berpendapat, PON yang dilaksanakan 4 tahunan itu perlu di evaluasi baik oleh KONI maupun Kemenpora, bisa dilaksanakan 2 tahunan dan dibagi dua yaitu PON Prestasi dan PON Rekreasi.

Saya terinspirasi dari permainan tempoe doeloe yang dilakukan saat reuni ini, menurut mantan pemain sepak bola Galatama ini permainan tradisional/tempoe doeloe bisa dimasukkan dalam PON Rekreasi, dengan tujuan untuk menggaet para wisatawan untuk berkunjung, sedangkan PON Prestasi akan fokus pada pembinaan dan prestasi atlit-atlit muda.

Olahraga rekreasia mengarah pada aktivitas gerak yang bertujuan untuk kesenangan dan kegembiraan. Biasanya kita dapat menemukan olahraga rekreasi ditempat-tempat wisata, jenisnya juga makin bervariasi dari mulai yang berpetualang sampai dengan yang ekstrim. Contoh olahraga rekreasi seperti outbound, pendakian gunung, renang, jogging, bersepeda, arum jeram dll. Semetara sikidoko, gala asin, kasti dan permainan tradisional lainnya bisa dimasukan dalam kategori olahraga rekreasi yang  berlindung dibawah FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia).

Kita bayangkan kalau sikidoka, gala asin, kasti dan permainan tradisional lainnya masuk dalam olahraga rekreasi, tentu akan menambah kunjungan wisata baik domestik maupun internasioanal, sarana ini dapat digunakan untuk pengenalan wisata alam maupun kuliner daerah, dampak dari meningkatnya kunjungan wisata tentunya pendapatan daerah akan meningkat. Semoga pemikiran ini dapat menjadi masukan bagi KONI daerah untuk disampaikan kepada KONI maupun Kemenpora. (Frans Watu-Humas)