EXPO Jasa Keuangan Digelar 20-30 Oktober di Kupang

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Puncak dari bulan Inklusi Keuangan di Nusa Tenggara Timur (NTT), 35 Industri Jasa Keuangan akan mengelar EXPO dari tanggal 29-30 Oktober di Lippo Plaza Kupang. Hal ini sampaikan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Winter Marbun, Kamis (27/10/2016) di Kupang.

Marbun menjelaskan inklusi keuangan adalah pendalaman layanan keuangan untuk masyarakat tingkat akar rumput agar dapat memanfaatkan produk dan jasa keuangan seperti menabung, transfer, kredit maupun asuransi. Pertumbuhan industri keuangan sangat pesat, tapi masyarakat yang mengunakan masih sagat sedikit.

Untuk itu pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) no.82 tahun 2016 mengeluarkan pedoman SNKI (Strategi Nasional Keuangan Inklusi), dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan, pemerintah memandang perlu menetapkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif, yang akan menjadi pedoman langkah-langkah strategis kementerian/lembaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, percepatan penanggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan antarindividu dan antardaerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“OJK telah melakukan inklusi keuangan selama bulan Oktober 2016, kedepan setiap Oktober akan menjadi bulan Inklusi Keuangan,” urai Winter Marbun.

Dalam kesempatan EXPO Jasa Keuangan OJK akan mensosialisasi lagi produk Laku Pandai disingkat dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, yaitu Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Baca: Satgas Yonif 641/BRU Gagalkan Penyelundupan Sepeda Motor ke Timor Leste

Marbun menambahkan, masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya. Antara lain, karena bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank atau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan.

OJK, industri perbankan, dan industri jasa keuangan lainnya berkomitmen mendukung terwujudnya keuangan inklusif.
Pemerintah Indonesia mencanangkan program Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Salah satu program di antaranya adalah branchless banking.

“Branchless banking yang ada sekarang perlu dikembangkan agar memungkinkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya menjangkau segenap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia,”ungkap Marbun.

Program ini bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota.

Produk-produk yang disediakan dalam program ini adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti Asuransi Mikro.

Ketua EXPO Jasa Keuangan Absalom Sine mengatakan, ada 35 industri jasa keuangan yang ada di NTT akan berpatisipasi diantaranya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), 17 Bank, enam BPR, enam lembaga asuransi, tiga lembaga pembiayaan dan pegadaian.

Menurut Absalon Sine, EXPO bertujuan mengedukasi masyarakat agar paham mengunakan produk-produk jasa keuangan bank maupun non bank, selain itu selama kegiatan ini industri jasa keuangan akan melayani keluhan dan keinginantahuan masyarakat akan produk-produk, dan memberikan kemudahan-kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan.