Informasi Cuaca dan Iklim Penting bagi Petani dan Nelayan

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Informasi sangat penting bagi masyarakat pada umumnya terutama bagi petani dan nelayan tentang dampak perubahan cuaca dan iklim, guna mengetahui waktu yang tepat untuk bercocok tanam maupun melaut.

Hal ini disampaikan perwakilan Perkumpulan PIKUL (Sebuah LSM di Kota Kupang yang bergerak di bidang adaptasi perubahan iklim), Danny Wetangterah pada kegiatan lokakarya wartawan dengan tema “Meliput Perubahan Iklim” yang diadakan oleh Lembaga Pers Dr Soetomo bekerja sama dengan Keduataan Besar Norwegia pada, Selasa (25/10/2016) di Kupang.

Menurut Danny, kapasitas masyarakat perlu dibangun terutama pada aspek informasi dan pengendalian air. Karena para nelayan, misalnya belum memiliki ilmu pengetahuan yang memadai tentang keadaan arus dan gelombang sebelum melaut. Mereka baru mengetahuinya setelah berada di tengah samudera.

“Sementara untuk petani, masih menggunakan pengetahuan lokal untuk memperkirakan musim kemarau dan hujan, itu pun tidak semua petani melakukannya,” katanya.

Danny mengungkapkan, berdasarkan riset yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa, pengetahuan lokal tersebut masih akurat tetapi mulai memudar di beberapa wilayah karena lebih banyak dimiliki oleh para orang tua dan sering dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.

Oleh karena itu, kata dia, akses informasi merupakan unsur penting bagi para petani dan nelayan dalam melakukan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Baca: Warga Lamaknen di Perbatasan Belu-Timor Leste Serahkan Meriam Ke Satgas Yonif 641/BRU

“Para petani dan nelayan harus mendapat informasi yang memadai berdasarkan hasil perkiraan dari pihak otoritas seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat,” katanya.

Danny mengatakan, untuk menjawabi persolan itu, PIKUL telah menerapkan layanan SMESTA (SMS Untuk Petani dan Nelayan) guna memberikan informasi tentang keadaan cuaca dan iklim kepada petani dan nelayan setempat.

“Layanan SMESTA ini sebagai upaya membangun kapasitas masyarakat terutama petani dan nelayan dalam mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi secara global,” jelasnya.

Dia menjelaskan, layanan SMS itu bisa membantu para petani maupun nelayan yang menyebar di daerah kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah terkait kondisi cuaca dan iklim yang dialami melalui nomor telepon seluler (Ponsel) yang tercatat.

Dia menyampaikan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat saat ini sudah menerapkan layanan informasi melalui SMS mobile. Untuk itu, pihaknya sangat mengapresiasi hal tersebut.

“Layanan SMESTA ini yang kemudian diterapkan juga oleh BMKG untuk menyampaikan perkembangan iklim dan cuaca sehari-hari kepada masyarakat,” katanya.

Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam mengatakan, dunia saat ini tengah dihadapkan dengan kekuatiran serius mengenai dampak perubahan iklim yang semakin mengancam peradaban manusia.

“Oleh karenanya akses informasi menjadi sangat penting sehingga berbagai elemen bisa melakukan upaya atau tindakan adaptasi dan mitigasi denga cepat,” pungkasnya.