Turki Tutup Puluhan Media Pasca-Kudeta Militer

Bagikan Artikel ini

Pemerintah Turki menutup puluhan organisasi media pada Rabu 27 Juli 2016 siang waktu setempat. Penutupan dilakukan menyusul gagalnya upaya kudeta pada Jumat 15 Juli 2016 lalu yang dilakukan oleh faksi militer Turki.

Sejak itu, pemerintah di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan menangkap ribuan orang yang diduga terlibat kudeta. Para ‘tersangka’ itu diduga memiliki hubungan dengan ulama terkemuka Turki Fethullah Gulen yang dituduh sebagai dalang kudeta tersebut.

Seperti dimuat BBC, Kamis (28/7/2016), tiga kantor berita, 16 stasiun televisi, 45 harian, dan 15 majalah akan ditutup oleh pemerintah Turki. Di tempat terpisah, sekira 1.700 tentara juga mengalami pemecatan.

Sebelumnya, otoritas Turki menerbitkan surat penahanan terhadap 47 wartawan. Perintah tersebut muncul hanya beberapa hari setelah surat serupa yang ditujukan bagi 42 wartawan. Sebagian besar dari 47 orang itu adalah wartawan harian Zaman yang sudah ditutup oleh pemerintah.

Erdogan sendiri beberapa jam setelah kudeta bersumpah untuk membersihkan seluruh organisasi di Turki dari virus-virus penyebab revolusi tersebut. Sejak itu, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu melancarkan sejumlah aksi tegas seperti menangkap aparat keamanan, pegawai negeri sipil (PNS), guru, dan rektor universitas yang dinilainya berhubungan dengan Gulen.