Cerita Fatuk Mutin : Puluhan Tahun Warga Hidup Dengan Lampu Pelita
Laporan Yansen
Atambua,NTTOnlinenow.com-Dibalik gegap gempita perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, masih terdapat warga di Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL yang belum menikmati layanan listrik.
Seperti suasana di RT 04/RW 01 kampung Fatuk Mutin, Dusun Lelowai, Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat 16 kepala keluarga sudah lama hidup dan berdampingan dengan lampu pelita.
Kondisi itu berlangsung sejak sebelum Indonesia merdeka. Warga pun kesulitan untuk melakukan aktivitas terutama di saat malam hari. Meski tanpa secerca cahaya listrik, warga tetap menikmatinya.
Disaat senja mulai berdatangan menyambut malam yang gelap gulita, terlihat warga mulai menyiapkan penerangan seadanya yakni lampu pelita meski bias cahaya terbatas untuk menemani aktivitas mereka di malam hari.
Ditengah riuhnya semarak kemerdekaan yang ke-80, sebanyak 16 Kepala Keluargs yang tinggal menetap di kampung Fatuk Mutin sulit untuk melakukan aktivitas rumah tangga serta kesulitan belajar untuk anak sekolah.
Aktivitas ibu rumah tangga juga terpengaruh. Kendati demikian, mereka tetap mengatur pekerjaan rumah tangga seperti memasak atau mempersiapkan perlengkapan anak dengan kondisi cahaya seadanya.
Bagi anak-anak sekolah keterbatasan penerangan menyulitkan mereka untuk membaca dan mengerjakan tugas sekolah. Sebagian terpaksa menunda belajar hingga siang hari.
Domi Berek, salah seorang warga menyampaikan sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini 80 tahun warga di Dusun Lelowai belum menikmati layanan listrik seperti wilayah lainnya.
“Kami disini masih jauh dari perhatian Pemerintah. Kami hanya dapat bantuan fiber, tapi untuk listrik sampai sekarang belum ada perhatian,” ujar dia, Sabtu (16/8/2025).
Menurut dia, kampung Fatuk Mutin merupakan kampung tertua dan sebagian besar warganya memilih pindah ke pinggir jalan karena ketiadaan layanan listriknya.
“Sebelumnya PLN sudah data warga disini tapi tidak jadi karena alasannya jarak jauh dan jumlah kepala keluarga sedikit. Kami butuh listrik, juga air bersih dan akses jalan ke kampung,” pinta Berek.
Senada, Yustina berharap agar Dusun Lelowai dapat mendapatkan akses listrik sehingga warga bisa beraktivitas lebih leluasa dan anak-anak bisa belajar dengan baik.
“Kita harap program Indonesia terang dari daerah terluar dapat menjangkau dusun kami, apalagi saat ini Indonesia sudah berusia 80 tahun merdeka,” pinta dia.
Sementara itu, Florida selaku RT setempat mengatakan, warga telah beberapa kali mengajukan permohonan penyambungan jaringan listrik kepada pihak terkait. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut
“Dari Desa juga sudah ajukan permintaan jaringan listrik. Kami harap ada perhatian serius dari Pemerintah terkait kendala warga di layanan listrik. air bersih dan jalan raya,” pinta dia.