Debat Kedua Calon Wali Kota Kupang, Jonas Salean Pertanyakan Mobil Penyapu Jalan ke Jeriko

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kupang kembali menggelar debat kedua pasangan calon walikota-wakil walikota. Debat dilaksakan Sabtu (2/11) malam di Hotel Kristal dan dihadiri lima pasangan calon dengan mengusung tema Kupang Smart City dan Kupang Green.
Debat ini dibuka oleh Ketua KPU Ismail Manoe dihadiri para komisoner KPU, Ketua Bawaslu Kota Kupang Adi Nange, Forkopimda Kota Kupang dan para pendukung lima pasangan calon.

Debat yang dibagi dalam enam sesi itu diawali dengan pemaparan visi dan misi lima pasangan calon
terutama yang berkaitan erat dengan tema Kupang Smart City dan Kupang Grenn. Ketika sampai di sesi ketiga yakni tanya jawab antar pasangan calon, para calon saling memberikan pertanyaan dan saling menjawab.

Salah satu topik yang menarik perhatian warga Kota Kupang selama ini adalah keberadaan mobil penyapu jalan yang dibeli Pemkot Kupang Tahun 2019. Mobil itu sempat beroperasi beberapa saat namun setelahnya hilang dan tidak beroperasi lagi. Keberadaannya pun sempat menjadi polemik di DPRD Kota Kupang. Bahkan anggota DPRD Kota Kupang Theodora Ewalde Taek pernah menelusuri keberadaan mobil itu pada dini hari. Karena, Pemkot Kupang beralasan jika mobil itu beroperasi di saat warga kota sedang tidur. Namun, hasil penelururan anggota Fraksi PKB tersebut tidak menemukan jejak mobil itu.

Terakhir, beredar di media sosial jika mobil itu berada di sebuah lahan kosong di Kelurahan Nun Baun Sabu dan dalam keadaan rusak. Karena itulah, pasangan nomor urut 2 Jonas – Alo mengajukan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 4 Jefri Riwu Kore-Lusia Adinda. Jonas Salean mempertanyakan urgensi pembelian mobil penyapu jalan dan dimana keberadaan mobil seharga milyaran rupiah itu.

“Untuk kebersihan kota, Anda membeli mobil penyapu jalan yang besarnya seperti bemo, padahal mobil penyapu jalan itu sebenarnya seperti dump truk, itu anggaran miliaran. Apa manfaatnya?,” demikian ringkasan pertanyaan Jonas Salean.

Terhadap pertanyaan tersebut, Jefri mengatakan bahwa sebagai kota maju, Kota Kupang harus memiliki mobil penyapu jalan, sehingga pembersihan jalan tidak lagi memakai tangan untuk sapu-sapu. “Dimana-mana di dunia ini pakai mobil penyapu jalan,” katanya dia.

Terkait anggaran untuk membeli mobil tersebut, Jefri mengaku tidak menggunakan dana dari APBD Kota Kupang tapi mobil tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi saat Gubernur NTT dijabat Viktor Bungtilu Laiskodat.

“Dan mobil itu, bukan anggaran dari Kota Kupang tapi itu bantuan dari Provinsi, makanya ada foronya VBL. Beliau membantu kami. Itu sebabnya di mobil itu ada foto Pak Viktor, bukan anggaran dari kita, itu anggaran yang diberikan oleh teman-teman di provinsi untuk menunjang bahwa kota ini kota maju,” katanya.

Jonas Salean sendiri menyangsikan jawaban Jeriko terhadap keberadaan mobil tesebut, karena mobil seharga milyaran itu tidak beroperasi secara maksimal. “Mobilnya tidak beroperasi,” kata Jonas disambut tepuk tangan para penonton.

Terkait anggaran yang diklaim Jefri bahwa mobil itu bantuan Pemprov NTT, Jonas Salean meragukan pernyataan itu. Karena setahu dirinya, Pemprov NTT hanya memberikan bantuan satu unit, sementara Pemkot Kupang saat ini memiliki dua unit mobil penyapu jalan.
“Ini ada anggota DPRD Kota Kupang, bapak harus jelaskan dengan baik sehingga masyarakat tahu duduk persoalannya. Kita jangan main tipu-tipu Masyarakat lagi. Silahkan rakyat yang menilai ya,” demikian kata Jonas lagi.

Di akhir perdebatan, Jefri Kembali menegaskan bahwa dirinya tidak lagi menjabat sebagai walikota sejak dua tahun lalu. Sehingga kalau saat ini mobil tersebut tidak lagi beroperasi alias macet bukan lagi tanggungjawabnya

“Saya sudah selesai dua tahun, kalau hari ini mobil itu macet, bukan tanyakan ke saya, tanyakan ke siapa yang berkuasa sekarang. Kita hanya memastikan mobil itu mobil yang digunakan sebagaimana untuk kebersihan kota Kupang, kalau nanti mobil itu tidak jalan mungkin ada hal-hal yang tidak dianggarkan, tidak bisa diperbaiki dan saya pikir dealernya ada. Kalau ada niat untuk menggunakan mobil itu, hubungi saja dealernya, perbaiki, siapkan anggaran,” kata Jefri lagi.

Terpisah Anggota DPRD Kota Kupang empat periode Tellendmark Daud menilai jawaban calon walikota Kupang Jefri Riwu Kore terkait anggaran pembelian mobil penyapu jalan adalah sangat keliru. Menurutnya, anggaran untuk membeli mobil itu disiapkan dalam APBD Kota Kupang Tahun Anggaran 2019 senilai kurang lebih Rp 4 miliar.

“ Dari Jawabannya Pak Jefri sepertinya mau cuci tangan soal kondisi mobil tersebut. Saya tahu persis anggarannya dari APBD Kota Kupang, dan anggaran yang siapkan Rp 4 Miliar dari APBD Kota Kupang,” jelas Tellend disela-sela debat kedua pasangan calon walikota-wakil walikota Kupang di Hotel Kristal.

Menurut Tellen, Pemkot Kupang saat ini memiliki dua unit mobil penyapu jalan. “Yang satu milik pemkot yang diadakani oleh APBD Kota Kupang seharga empat miliar, dan satunya bantuan dari Pemerintah Provinsi NTT,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Sampai saat ini, demikian kata Tellen lagi, pengoperasian mobil itu hanya beberapa kali saja dan pihaknya tidak mengetahui lagi keberadaan mobil itu.. Begitu juga bantuan mobil yang sama dari pemprov NTT.(ND)