Menakar Komitmen Perubahan di Musprov PSSI NTT

Bagikan Artikel ini

Laporan Frans Watu
Jakarta, NTTOnlinenow.com – Musyawarah PSSI Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) yang akan digelar tanggal 4 desember 2021, tinggal menghitung hari. Dengan digelarnya Musprov PSSI NTT menandakan periodisasi kepemimpinan Frans Lebu Raya mantan Gubernur NTT selama 2 periode akan berakhir. Menurut agenda Musprov akan digelar di kota Kupang, dan akan diikutin oleh 23 voters yang mewakili 22 Asosiasi PSSI Kota (Askot), Asosiasi PSSI Kabupaten (Askab) dan 1 Asosiasi Futsal.

Pada tahapan pendaftaran oleh Komite Pemilihan (September), ada 2 kandidat yaitu Fary Djemi Francis dan Petrus Christian Mboeik. Masing-masing mendapat dukungan 10 voters. Dukungan bagi kedua calon datang juga dari mantan pemain, penggiat dan pemerhati sepakbola di Bumi Flobamora, tentunya dengan alasan yang berbeda.

Kdua kandidat, Fary Djemi Francis dan Petrus Christian Mboeik akan menyakinkan 23 voters untuk memilih salah satu dari mereka sebagai nahkoda PSSI NTT 4 tahun kedepan.
Duet penggiat sepakbola Fary Djemi Francis Komisaris Utama PT.ASABRI Tbk, pemilik Klub dan Academy Bintang Timur dan David Fulbertus Pemilik Hotel Kristal dan Klub Sepakbola Kristal Bali United Kupang akan menawarkan konsep pengembangan sepakbola professional menuju industri sepakbola. Sedangkan duet Petrus Christian Mboeik, Wakil Ketua DPRD NTT dan Ridwan Ansar Sujana yang saat ini menjabat Kajari Kabupaten Kupang dengan 11 programnya akan mengusung tag line, saatnya sepakbola NTT berubah. Pertarungan antara penggiat sepakbola vs simpatisan sepakbola.

Jika dicermati sepintas, kedua kandidat punya kemiripan dalam menawarkan konsep yang nyaris sama. Untuk mengukurnya sederhana saja, buka Kembali track record (rekam jejak) kedua kandidat dengan pasangan dan tim Exco yang akan menjadi mitra kerja selama 4 tahun ke depan.

Duet Fary-David mendapat dukungan karena eksistensinya di sepakbola sejak muda hingga kini. Mereka bahkan membentuk Klub dan Academy sepakbola sebagai wadah pembinaan putra-putra NTT, hasilnya sudah banyak anak muda NTT dikontrak Klub liga 3 hingga 2, bahkan yang terbaru Crespo Hale (18 thn) produk SSB/Klub Bintang Timur dipanggil skuad Timnas Indonesia yang dipersiapkan pelatih Shin Tae-yong untuk Piala Dunia U-20 tahun 2023. Sementara pasangan Christ Mboeik dan Ridwan Ansar baru mau mencoba peruntungannya dengan menawarkan sejumlah program sepakbola perubahan di NTT yang belum terlihat dari mana memulainya. Namun patut diapresiasi.

Totalitas dan kegigihan Fary – Davo dalam membina sepakbola di NTT bukan isapan jempol, sebuah traning ground dengan fasilitas lengkap di perbatasan NTT-Timor Leste dan lapangan mini di tengah Kota Kupang menjadi catatan yang menghiasi sepak terjang mereka dalam membangun sepakbola di NTT. Christ Mboeik-Ridwan Ansar maju disuksesi PSSI NTT dengan modal sebagai politisi dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Politisi Nasdem Christ Mboeik saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT dan pasangannya Ridwan Ansar dihembuskan punya kedekatan dengan pemerintah daerah menjadi “jualan” untuk meyakinkan para Askot/Askab. Jika dilihat dari rekam jejak keduanya, Christ merupakan orang “awam” yang belum pernah terlibat di dunia sepakbola, hanya Ridwan Ansar yang pernah merumput sebagai pemain. Dengan bermodalkan sebagai mantan pemain, Ridwan paling sedikit punya gambaran bagaimana susahnya mengurus sepakbola di daerah yang hanya mengandalkan bantuan pemerintah daerah.

Jika dilihat kedekatan kedua kandidat dengan kekuasaan di NTT, sebagai politisi keduanya dimata Gubernur dan Wakil Gubernur punya porsi yang sama. Sebagai mantan Ketua Komisi V DPR RI, kedekatan Fary dan kedua petinggi NTT itu sudah terjalin ketika mereka bersama di DPR RI. Kemesraan itu berlanjut hingga kini, sebagai Komisaris Utama ASABRI, Fary mengajak Bank NTT sebagai mitra bayar asuransi bagi seluruh anggota TNI/Polri, ASN Kemenhan, bahkan penempatan modal investasi di Bank NTT dalam mendorong program daerah dan UMKM di NTT tidak lepas dari peran Fary. Sementara Christ sebagai politisi Nasdem tentu punya kedekatan emosional dengan Gubernur, tapi apakah Gubernur mendukung, perlu konfirmasi dan statement Gubernur, tapi rasanya tidak mungkin.

2 periode PSSI NTT dipimpin Frans Lebu Raya sebagai orang nomor 1 di NTT tentunya sangat mudah memanfaatkan opurtunity dan berbagai jaringannya, namun apa yang terjadi, sepakbola NTT jalan ditempat kalau tidak mau dikatakan mati suri. Salah satu faktor penyebabnya anggaran dan jaringan di lingkaran sepakbola. Kita bisa belajar dari kegagalan PSN Ngada di liga 3, apa pembelaan yang dilakukan Asprov ? Tidak mudah bagi sebuah klub daerah bertarung di level nasional jika tidak punya jaringan di lingkaran sepakbola nasional (PSSI).

Jika Fary-David mampu memenangkan pemilihan di Musprov NTT, sejarah akan mencatat, untuk pertama kalinya PSSI NTT dipimpin swasta, mantan pemain. Sebagai Ketua Indonesia Football Forever (IFF), Fary punya kedekatan dengan mantan pemain nasional diberbagai era yg tergabung di IFF. Kedekatan ini bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pembinaan bagi pelatih di daerah, bisa juga sebagai “koneksi” menyalurkan bibit-bibit pemain ke Klub professional, sehingga remaja NTT dapat melihat sepakbola sebagai sebuah lapangan kerja bukan sekedar hobi semata.

Kunci perubahan itu ada di Askot/Askab, karena mereka yang punya hak suara. Ditangan merekalah sepakbola NTT mau dibawa kemana ? Jika Askab/Askot konsisten tidak terpengaruh dengan iming-iming sejumlah uang atau jabatan tertentu, yakinlah perubahan sepakbola NTT yang dicanangkan duet Christ Mboeik akan terjadi,” tegas Polce Kia mantan pemain NTT era 80-an pernah bermain di Galakarya dan Galatama yang tengah mengembangkan bisnis di Kalimantan Tengah.

Pernyataan Ketua Komite Pemilihan Lukman Hakim di Bincang Bola Pos Kupang, signalnya jelas, syarat bagi calon Ketua Asprov adalah mereka yang pernah mengurus sepakabola minimal 3 tahun terakhir. Menyimak statemen ini, rasanya masih ada dusta diantara kita. Kondisi ini bisa menjadi bahan refleksi bagi para Askot/Askab jika benar mereka mengusung tag line sepakbola perubahan di NTT. Buatlah legasi bagi generasi muda sepakbola NTT, jangan hanya demi jabatan dan iming-iming sejumlah uang kita lupa akan pembinaan dan prestasi. Disinilah kita menakar komitmen perubahan, mau berubah atau jalan ditempat.

“Ya betul aroma politik lebih kencang dari pada kompetensi seorang calon ketua, jangan berikan angin surga bagi perubahan sepakbola di NTT jika sepakbola masih ditarik ke ranah politik. Musprov ini dilihat oleh masyarakat bola Indonesia, termasuk kami dispora NTT ”, tegas Paulus Doni Ruing, tokoh diaspora NTT asal Lembata.

Panggung sepakbola selalu menarik meskipun miskin prestasi namun bisa menghadirkan ribuan penonton dan hiburan bagi masyarakat dari berbagai lapisan dan strata. Hal inilah yang membuat banyak orang mau menjadikan sepakbola sebagai investasi politik. Dua tahun ke depan NTT akan memasuki suksesi pilkada di Kota Kupang, beberapa kabupaten dan provinsi NTT, jika ini yang menjadi target para kandidat, celakalah sepakbola NTT, lanjut Polce Ruing, begitu tokoh diaspora Lembata ini disapa.

Kita berharap Musprov PSSI NTT akan berakhir dengan konsolidasi antara Fary dan Christ, karena membangun sepakbola butuh banyak orang, butuh jaringan, butuh uang, bukan cari keuntungan. Akankah Christ Mboeik angkat bendera putih, dan bergabung dalam satu gerbong perubahan yang dinahkodai mantan penjaga gawang Persedil atau keduanya bertarung secara fair play dengan tidak melibatkan kekuasaan di daerah, demi sepakbola NTT menuju profesiaonal. Kita tunggu komitmen perubahan para Askot/Askab, bravo sepakbola NTT.