Politik Malaka, Jangan Putus Asa Atas Pilihan Sendiri
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – “Ibarat ingin beli Hp samsung yang original, tapi setelah dipakai bebera saat, baru ketahuan bahwa pilihan kita saat itu ternyata salah jatuh pada Hp yang bukan original karena tertarik pada casingnya yang sangat menarik”.
Menyimak situasi politik dan Hukum di perbatasan Kabupaten Malaka saat ini, sepertinya masyarakat Malaka sedang putus asa atas gaya kepemimpinan dari Pemimpin hasil pilihannya sendiri.
Hal ini wajar, karena kata orang bahwa usaha untuk menyenangkan semua orang tentu hal yang tidak mungkin. Tetapi kita juga tidak bersembunyi di balik istilah tersebut dengan terus berbuat sesuka hati dengan menabrak semua regulasi yang ada guna memenuhi kebutuhan/keinginan kita.
Menurut Petrus Bere, sebagai orang Malaka kita perlu mengapresiasi atas perjuangan beberapa LSM terutama Araksi dan beberapa media masa yg sungguh luar biasa dalam membantu mencari, mengejar dan menyeret para pelaku perampasan hak rakyat melalui tindakan tidak terpuji yaitu korupsi.
Mereka telah melakukan fungsi pengawasan masyarakat dengan sungguh baik walaupun menyakitkan pihak lain. Apa yang mereka lakukan adalah murni membela hak rakyat sekaligus mengingatkan bahwa problem yang sedang terjadi saat ini dan menyita perhatian masyarakat Malaka dan para pemerhati Hukum dan Politik serta Aparat Penegak Hukum adalah bukan semata kesalahan Pemimpin yang dipilih dan diberi kuasa utk memimpin, tetapi juga merupakan bagian dari kekeliruan kita masyarakat dalam menjatuhkan pilihan pada periode yang lalu.
Kekecewaan tersebut jelas Petrus, merupakan bagian dari refleksi kita untuk menyadari akan kekeliruan yang sudah terjadi di masa lampau dan berusaha utk mencari yang terbaik pada periode berikut buat percepatan pembanguan menuju kesejahteraan masyarakat Malaka.
Perjuangan mulia tersebut juga mengingatkan kepada para pelaku politik (mesin) politik dalam merekrut calon pemimpin masa depan dari mutiara2 Malaka yang memiliki komitmen membangun Malaka ke masa depan yang sedang dimimpikan .
“Mimpi kita masih jauh. Oleh karena itu kita butuh kerja sama,kerja cepat dan kerja cerdas dalam berbagai hal termasuk membenahi sistim pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang berujung pada terbentuknya suatu Pemerintahan yang bermartabat,” ujar dia.
Untuk mencapai maksud tersebut, sangat dibutuhkan komitmen kita bersama (Kaen kelun sera kbas ba malu). Sudah saatnya orang malaka harus bangkit dan bebas dari segala rasa takut . Malaka sebagai DOB butuh percepatan pembangunan. Oleh karena itu para pimpinan mulai dari level atas sampai dengan bawah termasuk para Kepala Desa dan Kepala Sekolah harus diberi hak dan kewenangan untuk berpikir dan bertindak secara regulatif, kreatif, inovatif, dan produktif.
Lanjut Petrus, sangatlah tidak bermartabat seandainya para pemimpin tersebut diposisikan sebagai robot yang mana segala gerak-geriknya dikendalikan secara terpusat termasuk diperintahkan untuk melaksanakan hal-hàl yang melanggar sumpah dan janji jabatan mereka alias menabrak aturan.
“Biarkàn mereka bekerja berdasarkan regulasi dan petunjuk yang regulatif bukan berdasarkan telunjuk atasan,” pungkas Mantan Sekda Belu itu.