NTT Punya Potensi Berkembang Menuju Ekosistem Ekonomi Berbasis Digital
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai memiliki potensi dan sudah mulai berkembang menuju ekosistem ekonomi baru berbasis digital.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sri Adiningsih sampaikan ini saat berkunjung ke NTT dan bertemu dengan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (19/3/2019).
Pada pertemuan tersebut, Sri Adiningsih menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia di era digital. Dia mendorong pengembangan ekonomi digital karena mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat NTT secara lebih cepat.
“NTT punya potensi besar dan sudah mulai berkembang menuju ekosistem ekonomi baru berbasis digital. Ekosistem start-up juga sudah mulai berkembang. Politeknik Negeri Kupang sudah mulai menggarap itu. Kalau sistem ekonomi baru ini dapat dioptimalkan, NTT akan lebih cepat bangkit menuju sejahtera,” ungkap Sri Adiningsih.
Menurutnya, masyarakat NTT sudah familiar dengan ekonomi digital. Pasalnya, ketika membuka aplikasi start-up nasional yang sudah terkenal, ternyata ada beberapa produk dari NTT di dalamnya. Kaum milenial NTT sudah mulai menggarap dan memanfaatkan peluang ini.
“Grab dan Gojek sudah mulai berkembang di NTT. Bila kita membuka aplikasi Tokopedia, kita akan menemukan banyak akun dari Kupang. Ada 20 akomodasi yang terdaftar di Booking.com, 133 rumah AirBnB. Juga banyak hotel-hotel NTT yang sudah terdaftar di traveloka. Di instagram, terpantau ada 18 jastip (jasa titipan) produk dari Kupang,” ujarnya.
Sri Adiningsih mengakui, perkembangan ekonomi berbasis digital di NTT memang masih tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di wilayah Indonesia Barat dan Makasar. Kesulitan yang sering ditemui adalah masih minimnya infrastruktur untuk jaringan internet, daya dukung listrik dan sumberdaya manusia yang masih terbatas.
“Dengan semboyan membangun dari pinggiran, Pemerintah menargetkan ratio elektrifikasi tahun 2019 mencapai 99,9 persen, serta pemasangan proyek palapa ring yang sudah mencapai 90 persen untuk wilayah timur Indonesia dan Juni ini ditargetkan sudah 100 persen. Juga peningkatan program jaringan internet masuk desa,” katanya.
Dia menyebutkan, nelalui Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDEKA), sudah ada 6.028 desa terkoneksi internet dan akan terus diperluas lagi. “Ada juga pelatihan gratis untuk peningkatan sumberdaya manusia dari berbagai kementerian dan lembaga. Tahun 2020, ditargetkan akan muncul 1.000 technopreneur baru,” tandasnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur NTT menegaskan dalam semangat NTT Bangkit menuju Sejahtera, Pemerintah Provinsi terus berupaya untuk meningkatkan ratio elektrifikasi dan juga memperluas daya jangkauan internet.
“Kami tidak akan sungkan-sungkan untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat khususnya Ibu Ketua Wantimpres menyangkut kedua hal ini,” kata Nae Soi.
Nae Soi menyampaikan, pada pekan sebelumnya dirinya telah menghadap Menteri Kominfo Rusdiantara dan meminta bantuan perluasan jaringan internet di wilayah provinsi berbasis kepulauan itu.
“Dan bulan depan, Pak Rusdiantara kasih 439 BTS (Base Transceiver Station) untuk NTT. Kami juga sedang mengupayakan Sertifikasi Indikasi Geografis untuk kain tenun kami demi meningkatkan nilai ekonomisnya,” papar Nae Soi.