Gagal Bertemu Uskup, Puluhan Imam Gelar Rapat Tertutup Terkait Pembaharuan Gereja

Bagikan Artikel ini

Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Puluhan Pastor Keuskupan Ruteng, Senin, 12 Juni 2017 mendatangi Keuskupan Ruteng hendak bertemu Uskup Ruteng, Mgr. Hubertus Leteng, pasalnya mereka mewakili Kuria maupun Pastor Paroki untuk membicarakan terkait beberapa hal-hal penting dalam rangka pembaharuan hidup Gereja Keuskupan Ruteng, kata Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, Romo Martin Chen, pada konferensi pers di Aula Keuskupan Ruteng, Senin siang itu.

Namun gagal bertemu Uksup Hubert, karena dikabarkan tengah menghadiri acara keluarganya yang sangat mendesak, lanjut Martin Chen.

Walau gagal bertemu Uskup, para imam tersebut sempat menggelar rapat tertutup.

“Pertemuan ini tidak jadi terlaksana karena Bapa Uskup tadi tiba-tiba ada acara keluarga yang sangat mendesak,” jelas Romo Chen.

Terkait isu yang tengah beredar di masyarakat bahwa sejumlah para Imam dikabarkan akan mengundurkan diri dari pejabat pastoral keuskupan Ruteng, Chen, mengakui bahwa memang ada dinamika diantara para imam berkaitan dengan pembaharuan Gereja. Ada rencana-renacana tertentu. Ada juga imam-imam yang berpikir begitu. Tetapi tentu inilah dinamika yang harus didiskusikan bersama.

“Itulah tadi maksud kami bertemu dengan Bapa Uskup untuk mendiskusikan dinamika-dinamika seperti ini untuk mencari yang terbaik untuk keuskupan kita,” jelasnya.

Dikatakannya, pertemuan tersebut tidak ada kaitannya dengan isu pegunduran diri dari sejumlah pejabat pastoral keuskupan Ruteng.

Pembaharuan yang dimaksud itu, jelas Romo Chen dianataranya menyangkut karya pastoral, manajemen pastoral, manajemen keuangan, juga pembaharuan bagi diri penggembala sehingga betul-betul menjadi gembala Yesus Kristus.

Baca : Tiga Unit Rumah Warga di Desa Cireng Hangus Terbakar

“Banyak sekali pembaharuan yang kami temukan bersama dalam proses sinode dan itu yang pelan-pelan kami mewujutkan bersama,” ujarnya.

Ketidakhadiran Uskup Hubert pada saat itu, pasalnya dikonfirmasi melalui SMS. “Saya ada acara keluarga yang yang sangat mendadak. Saya minta kalian bersabar. Saya mencari waktu yang tampan untuk bertemu kalian,” cerita Romo Chen kepada awak media mengutip pesan singkat Uskup Hubertus Leteng via SMS telepon genggam miliknya.

Terkait isu bahwa ada desakan para Imam agar Uskup Hubertus Leteng segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Uskupan Ruteng, Romo Chen menjelaskan bahwa dalam hukum Gereja, yang mengangkat dan memberhentikan seorang Uskup adalah Bapa Suci di Vatikan.

“Tentu kami para imam tidak punya hak dan tau diri juga bahwa tidak akan mengambil alih apa yang menjadi wewenang dari Bapa Suci,” tegas Martin Chen.

Menurutnya, dinamika seperti ini sebenarnya sering terjadi di Keuskupan Ruteng, terutama saat mengalami pembaharuan yang diawali dengan isu atau dinamika sosial seperti ini.

Gereja sejak konsilivatikan kedua, jelas dia, sangat menekankan bahwa Gereja itu adalah Gereja yang selalu membaharui diri, maka sebetulnya setiap saat kita harus membaharui diri membiarkan dibaharui oleh Roh Kudus. Dengan demikian dinamika seperti ini tentu terjadi sepanjang hidup gereja. Kadang ada momentum lebih nyata, lebih keras, belum terlalu kelihatan.

“Dinamika seperti ini khususnya dikeuskupan kita kalau mau serius itu terjadi dalam proses-proses sinode yang sudah dimulai dari paroki, kevikepan, karwna disana kita diskusi tetang banyak hal termasuk kritik diri untuk pembaharuan kita,” tutup Romo Martin Chen.