Cuaca Ekstrim Sebabkan Bencana Di Manggarai
Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Tingginya intensitas curah hujan yang melanda kabupaten Manggarai pada awal tahun 2017 ini, ternyata menyisahkan sejumlah bencana bagi masyarakat.
Berdasarkan data bencana dari Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (DPBD) kabupaten Manggarai, terhitung dari Januari 2017 hingga 29 Maret 2017, yaitu cuaca ekstrim seperti hujan disertai angin kencang yang menyebabkan atap rumah rakyat rusak diterpa angin sebanyak 1422, tanah longsor 240 kejadian, kebakaran 6 kejadian, gelombang pasang 166 kejadian, bencana sosial 14 kejadian, termasuk kematian tidak wajar seperti bunuh diri, tenggelam, tertimpa pohon, terseret banjir.
Demikian dipaparkan kepala DPBD Kabupaten Manggarai, Libertus Habut, SH, kepada NTTOnlinenow.com belum lama ini di Ruteng.
Data tersebut belum termasuk data bulan April sampai sekarang, katanya.
“Semua laporan dari masyarakat yang sudah masuk kekami, kami sudah tindaklanjuti dengan melakukan tinjauan langsung kelapangan untuk memastikan kebenarannya,” ungkap Habut.
Bantuan yang akan diberikan ini bersifat tanggap darurat. Totalnya akan disesuaikan dengan jenis kerusakannya.
Sedangkan terkait bencana tanaman pertanian masyarakat karena disebabkan angin kencang atau karena cuaca buruk termasuk gagal panen, pihaknya tidak akan mengakomodirnya karena menurutnya, hal itu tidak tertuang dalam regulasi dinas yang ditanganinya saat ini akan tetapi pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti dinas pertanian dan dinas sosial.
Baca : Bupati Manggarai Berkantor di SMPN 5 Langke Rembong
“Kami berpatokan pada regulasi. Kami tidak bisa kerja diluar aturan yang ada,” tegasnya.
Realisasikan bantuannya dilakukan secara bertahap. Tahap satu telah direalisasikan, sedangkan tahap dua pada bulan April atau usai perayaan Paskah tahun ini.
“Kita tinggal ajukan memo kepada Bupati. Uangnya sudah ada, dana kebutuhan tak terduga,” pungkasnya.
Diakuinya pula bahwa selama ini ada sebagian laporan masyarakat itu palsu atau tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan.
“Yang rusak itu wc atau kakus, tetapi mereka laporkan rumah, makanya tim kami turun langsung kelapangan melakukan investigasi langsung untuk memastikan laporan itu,” jelasnya.
Kepada para kepala desa juga, lanjut dia, dirinya telah menyarankan agar kerusakan ringan untuk ditangani dengan menggunaka Alokasi Dana Desa saja.
Selain itu, Habut juga menyinggung terkait bantuan santunan kedukaan bagi korban yang meninggal tidak wajar, seperti karena tenggelam, terseret banjir, bunuh diri, jatuh kelubang jamban, tertimpa pohon. Bantuan itu sebesar 1,5 juta rupiah.