Proyek Air Minum di Desa Ruis Mangkrak, Warga Kecewa Dengan Pemerintah
Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Proyek pembangunan jaringan air minum bersih di desa Ruis, Kecamatan Reok, kabupaten Manggarai tahun anggaran 2016 mangkrak hingga kini pekerjaannya tidak tuntas.
Tak tahu persis “CV” apa yang mengerjakannya. Namun berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media ini menyebutkan bahwa proyek itu menelan biaya senilai Rp.200 juta untuk 2 (dua) lokasi mata air, yaitu lokasi 1 (satu) Wae Sosor di kampung Ruis dan lokasi 2 (dua) Wae Rutung di Golo Conggo dengan sumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2016 dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Manggarai.
Pantauan NTTOnlinenow.com, Minggu, 2 April 2017 siang dilokasi 1 sumber mata air Wae Sosor bersama sejumlah warga kampung Ruis, terlihat 1 unit broncuptering dan 1 unit bak penampung berukuran kurang lebih 1 x 1 meter yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi.
Selain itu 1 unit lagi bak berukuran hampir sama berada disekitar permukiman warga kampung Ruis, berdiri sejajar dengan 1 unit bak air lama milik warga yang dibangun beberapa tahun silam, bukan satu paket dengan proyek tersebut, namun keduanya masih kosong belum digunakan karena belum di aliri air atau belum dipasang pipa.
Kata Warga, pipa yang terpasang baru 2 rol atau sepanjang kurang lebih 100 meter dari bak sumber sebagai bak penampung pertama menuju kampung Ruis sebagai pemanfaat.
Selain bak air terlihat pula sejumlah tumpukan pipa merek HDPE PN-16 SDR-11 dipinggir jalan raya yang belum terpasang masih dalam bentuk gulungan atau rol.
Kepala Desa (Kades) Ruis, Sibersius Sadan ketika dikonfirmasi mengaku kesal dengan kehadiran proyek tersebut.
Pasalnya proyek tahun anggaran 2016 yang menelan biaya cukup besar itu sudah mangkrak karena pembangunannya tidak selesai atau tidak dilanjutkan sampai tuntas sementara masa pengerjaannya sudah lewat.
Dirinya mengaku tak begitu paham tentang proyek itu walaupun berada di wilayah pemerintahannya.
Baca : Dua Tahun Menghilang, Ditemukan Tinggal Kerangka
“Kami tidak terlalu tahu berapa besar anggarannya dan siapa yang mengerjakannya. Kontraktornya memang pernah datang sekali di desa tetapi setelah itu hingga kini tidak pernah datang lagi,” tandasnya.
Jika awalnya proyek ini dirancang hanya untuk mengecewakan masyarakat Ruis, lebih baik ditiadakan saja. “ADD kita siap bangun itu,” tambahnya.
Kekesalan yang sama pula datang dari sejumlah warga kampung Ruis lainnya, Alfons Kosang, Vitalis Nahor (53) dan Dominikus Pan (55).
Kepada wartawan mereka mengaku sangat kecewa dengan proyek tersebut.
“Saya seringkali menelepon DPRD Dapil Reok seperti Ben Isidorus, jawabannya siap memanggil kontraktornya tetapi ternyata hanya janji saja tidak ada realisasinya,” katanya Alfons Kosang.
Sementara warga Ruis lainnya memberikan mosi tidak percaya dengan pemerintah.
“Kami yang mengusulkan proyek ini dulu karena kami kesulitan air minum bersih. Tetapi kalau seperti ini bentuknya, kami tidak percaya lagi dengan pemerintah,” ungkap Vitalis Nahor dan Dominikus Pan penuh kesal.
Kini masyarakat desa Ruis berharap kepada pemerintah kabupaten Manggarai bersama aparat berwajib agar segera melakukan investigasi proyek tersebut sebab dipastikan sudah terjadi mangkrak dan merugikan keuangan negara.