Tebing Sungai Longsor Ancam Rumah Warga Fatubenao
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Hujan yang mengguyur wilayah Belu sejak satu pekan terakhir menyebabkan sungai Talau meluap. Akibat derasnya banjir telah mengikis tebing sungai secara perlahan-lahan sehingga mengakibatkan tebing sungai longsor hingga tak jauh dari rumah warga.
Sesuai pantauan NTTOnlinenow.com, Jumat (27/1/2017) pagi pukul 08.00 Wita, kurang lebih belasan rumah milik warga di sepanjang pinggiran sungai Talau, Fatubenao B di RT 24/RW 04, Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua terancam longsor akibat tanah tebing yang terkikis.
Rumah milik Marsel Basu salah satu warga kini tinggal jarak 1 meter dengan tebing sungai Talau akibat terjadi erosi atau pengikisan tanah oleh air. Ditahun lalu longsor juga terjadi, air mengikis tanah tebing sedikit demi sedikit sehingga jarak rumah dengan tepi sungai semula 75 meter menjadi 4 meter.
Marsel bersama beberapa warga tetangga kepada media menuturkan, longsor makin parah mendekati rumah setelah hujan sejak dua hari lalu. Kondisi tersebut membuat mereka waspada, berjaga-jaga bahkan dimalam hari tidak istrahat malam karena takut rumah mereka longsor.
“Dekat tebing ini ada satu rumpun bambu dan dua pohon besar, tapi karena longsor bambu satu rumpun rubuh. Setelah itu kemarin malam pohon asamnya jatuh dan pohon kapuk jatuh dibawa banjir sekita jam 04 dini hari karena tanah terkikis air,” urai Basu.
Baca : Diguyur Hujan Sepekan, Tebing Longsor Nyaris Tutupi Jalur Atapupu
Dikatakan, akibat longsor tahun lalu Bupati dan Wakil Bupati sempat mendatangi lokasi longsor di sungai talau. Selain itu juga dari Dinas PU ibu Kabid pengairan sempat atang bertemu dengan RT setempat. Namun, setelah itu tidak ada tindaklanjut dan perubahan sama sekali sampai dengan hari ini longsor masih terjadi dan lebih parah karena jarak tebing dengan rumah hanya 1 meter.
“Longsor ini sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Tahun lalu longsor kami sudah laporkan ke DPR dan Lurah tapi percuma saja. Sempat ada bantuan untuk keruk kali dan buka jalur air baru, tapi tidak diselesaikan sampai hari ini. Kami hanya pasrah saja, kemana lagi akan minta bantuan,” ujar dia.
Dikatakan, setiap tahunnya dalam musrembang tingkat Kelurahan selalu diangkat tapi tidak pernah ada tanggapan. Tidak tahu apakah usulan sampai di musrembang tingkat Kecamatan seperti apa, dan kami tahu jangan sampai ada sesuatu sehingga tidak usulan untuk penahan di tebing ini tidak terealisasi.
“Kami kecewa sepertinya tidak ada tanggapan serius dari pemerintah soal masalah longsor. Sekarang kami sudah pasrah, tanggapan pemerintah seperti apa. Saya dan keluarga sudah menyimpan barang-barang, kalau rumah longsor saya dan keluarga akan kembali ke kampung,” ungkap Basu dengan wajah sedih.
Terpisah, Pemkab melalui instansi penanggulangan bencana daerah yang dikonfirmasi terkait permasalahan itu menyampaikan tidak mengetahui adanya tebing sungai yang longsor. Sebab sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait longsor yang mengancam rumah warga di Fatubenao.