CD Bethesda Yakkum Gelar Peringatan HAS 2023 di Belu Perbatasan RI-RDTL
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – CD Bethesda Yakkum Yogyakarta area Belu menggelar peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2023 di los Pasar Mota’ain, kompleks PLBN, Desa Silawan, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, Sabtu (9/12).
Kegiatan bertajuk “Bergerak Bersama Komunitas : Akhiri AIDS 2030” dihadiri Wakil Bupati Belu, Kades Silawan, PNPP Mota’ain, Agen Konsulat Timor Leste Atambua dan Pengelola Perbatasan Batugede Timor Leste, Camat Tasifeto Timur, Dinas Kesehatan, BP4D,
Selain itu Kepala Puskesmas Silawan dan Atapupu, TNI dan Kepolisian di perbatasan, OKP (Pemuda Katolik, PMKRI, GAMKI), PKK Desa Silawan, dan sekitarnya, Tokoh masyarakat dan agama Desa Silawan, Warga Peduli AIDS (WPA) dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Moris Foun Belu, CD Bethesda Yakkum.
Menurut Koordinator CD Bethesda Yakkum area Belu, Yosafat Ician, sesuai data, di Kabupaten Belu, sejak 2013 sampai September 2021, komulatif ada 777 kasus HIV dan AIDS. Rinciannya, 360 kasus HIV, 417 kasus AIDS dan 87 meninggal. Distribusi kasus HIV dan AIDS berdasarkan golongan umur pada periode yang sama menunjukkan usia produktif 25-49 tahun menempati urutan pertama dengan 582 kasus.
Berdasarkan jenis pekerjaan, kasus tertinggi Ibu Rumah Tangga (296). Kemudian berturut-turut pekerja swasta (122), petani (99), ojek (39), TKI (36), Sopir (31), PNS-TNI-Polri (31), belum bekerja (31), guru (22), mahasiswa (16), tukang (12) ,WPS (12), dst. Kasus tersebut, jumlahnya mengalami peningkatan pada tahun berikutnya. Sampai November 2022, menjadi 835 kasus HIV dan AIDS.
Rinciannya HIV 381 kasus, AIDS 454 kasus, meninggal 316 kasus. Ada peningkatan 58 kasus HIV dan AIDS dalam rentang waktu September 2021-November 2022. Tahun 2023 menjadi 882 kasus HIV dan AIDS. Ada penambahan 47 kasus dengan rincian 16 kasus HIV, 31 kasus AIDS. (Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Belu. Jumlah layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Belu adalah 8 layanan.
“Pemerintah telah menetapkan target Indonesia Bebas AIDS 20230. Three Zero HIV. Tidak ada lagi kasus baru HIV, tidak ada lagi kematian karena AIDS dan tidak ada lagi diskriminasi pada ODHIV,” ujar dia.
Lanjut dia, peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2023 adalah momentum penting bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami apa itu HIV AIDS, dan terlebih lagi menjadi pintu masuk bagi komunitas untuk mengambil bagian dalam upaya penanggulangan HIV di lingkungan sekitarnya. Tema Hari AIDS Sedunia yang dikeluarkan oleh UNAIDS; Let Communities Lead! (Biarkan Komunitas Memimpin), menunjukkan bahwa komunitas memiliki peran yang sangat besar dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS.
Peran komunitas adalah penting dalam integrasi penanggulangan HIV. Komunitas dapat mengakhiri AIDS bila diberikan kesempatan untuk memimpin. Organisasi masyarakat yang hidup dengan HIV (Kelompok Dukungan Sebaya Moris Foun Belu), atau terkena dampak HIV adalah garda terdepan dalam penanggulangan HIV.
Warga Peduli AIDS (WPA) dan KDS Moris Foun Belu merupakan komunitas bisa menghubungkan orang dengan HIV dengan layanan kesehatan yang berpusat pada pelayanan yang manusiawi, membangun kepercayaan, berinovasi, memantau pelaksanaan kebijakan dan layanan, dan meminta pertanggungjawaban penyedia layanan.
Tujuan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang Situasi HIV dan AIDS di Kabupaten Belu menuju Indonesia Bebas AIDS di tahun 2030. Memberikan pemahaman kepada Warga Peduli AIDS dan Kelompok Dukungan Sebaya untuk mengambil peran aktif bersama masyarakat dan para tokoh lokal dalam pengendalian HIV dan AIDS. Memberikan dukungan bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHIV) untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
“Outputnya ada gerakkan bersama yang terorganisir antara warga Peduli AIDS, Kelompok Dukungan Sebaya, pemerintah desa serta puskesmas dan stakeholder lain dalam memperingati HAS.
Masyarakat mendapat informasi tentang tujuan peringatan HAS yang dilakukan setiap tahun sehingga memberikan dukungan untuk pencegahan pengendalian HIV dan AIDS.
Ada dukungan sosial dari masyarakat yang diberikan kepada Orang dengan HIV AIDS (ODHIV) guna meningkatkan kualitas hidupnya,” pungkas Ician.