Cegah HIV-AIDS, WPA dan Moris Foun Belu Ikuti Pelatihan Pijat Tradisional dari CD Bethesda Yakkum
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – CD Bethesda Yakkum Yogyakarta area area Belu menggelar pelatihan pijat tradisional bagi warga peduli AIDS dan komunitas Moris Foun Belu di Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL.
Kegiatan dalam upaya mencegah penularan HIV dan AIDS yang berlangsung selama dua hari terhitung tanggal 6 sampai dengan 7 November 2023 bertempat di aula hotel Permata Atambua.
Menurut Koordinator CD Bethesda area Belu Yosafat Ician, sejak Juli 2019 CD Bethesda Yakkum Yogyakarta telah menjalankan program pencegahan terpadu penularan HIV dan AIDS di wilayah perbatasan Kabupaten Belu dan Kota Yogyakarta.
“Program ini bertujuan untuk terwujudnya kontribusi terhadap pembentukan program pencegahan terpadu infeksi baru HIV serta pemutusan fase HIV menuju AIDS, yang mana dalam program ini ada 3 komponen pencegahan yaitu pencegahan secara struktural, biomedical dan secara perilaku,” terang dia, Selasa (7/11).
Dituturkan bahwa dalam melaksanakan pencegahan melalui perilaku, CD Bethesda telah melakukan serangkaian upaya dengan membangun kembali komitmen WPA untuk berkontribusi aktif dalam menerapkan dukungan sosial seperti mengurangi stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHA dan pencegahan infeksi baru, termasuk memberikan pendampingan pengorganisasian dan peningkatan kapasitas dari sisi pengetahuan maupun ketrampilan, salah satunya pijat tradisional.
“Saat ini sudah ada metode pijat yang sederhana dan mudah diaplikasikan yaitu pijat tradisional asli Indonesia dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengertian dan manfaat pijat urut tradisional, anatomi umum, otot dan pergerakan serta metode pijat tradisional Indonesia,” ujar Ician.
“Selain itu kita juga memberikan ketrampilan pemeriksaan kondisi klien sebelum dipijat, prosedur pijat untuk relaksasi dan kebugaran, menaikkan stamina pasutri dan mengatasi nyeri pergerakan,” tambah dia.
Ician berharap, agar dengan adanya pelatihan keterampilan tradisional yang digelar CD Bethesda selama dua hari dengan komitmen bersama dapat menjadikan pijat tradisional sebagai media untuk menyampaikan informasi HIV dan AIDS kepada masyarakat.
“Harapannya, pencegahan melalui perilaku ini dapat memperkuat kepercayaan diri dan kapasitas ODHA untuk saling mendukung satu sama lain dan berkontribusi aktif untuk mencegah infeksi baru HIV,” pinta Ician.
Sementara Wisnugroho selaku Fasilitator menyampaikan bahwa metode pijat tradisional yang dilakukan ini merupakan pijat yang sudah lama dilakukan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu. “Pelatihan pijat ini kita kembangkan dengan memiliki standar yang sesuai, dengan tujuan dapat memberikan relaksasi atau kebugaran tubuh dan menaikan stamina pasutri dan mengatasi nyeri pergerakan,” kata dia.