Menggapai Ketahanan Pangan di Pulau Sumba
Oleh Yusansirida
Peningkatan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan adalah program prioritas pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2020 – 2024 dan RKP 2020. Pengembangan food estate sebagai upaya menuju ketahanan pangan merupakan langkah strategis untuk mencapai target tersebut. Program food estate adalah rencana pengembangan pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terintegrasi di suatu kawasan. Progam ini dilaksanakan di beberapa provinsi yaitu Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan dan Papua.
Program food estate di Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan di Pulau Sumba, tepatnya di Kabupaten Sumba Tengah. Secara umum, pulau Sumba tergolong beriklim panas dengan suhu tertinggi mencapai 35,8 ℃ dan terendah 17,8 ℃. Hal ini mengakibatkan kondisi lahannya terbesar didominasi lahan kering dengan luas 156.923 ha dari total lahan keseluruhan 164.524 ha. Kabupaten Sumba Tengah juga mempunyai angka kemiskinan tertinggi di NTT yaitu sebanyak 25.120 jiwa (34,64%). Kemiskinan yang cukup tinggi ini mendorong pemerintah untuk menjadikan wilayah ini menjadi salah satu tempat dilaksanakannya pengembangan program food estate.
Kabupaten Sumba Tengah menyediakan lokasi food estate dengan luas lahan 5000 ha di tahun 2020 dan bertambah menjadi 10.000 ha di tahun 2021, yang terbagi menjadi 2 komoditi pertanian yaitu padi dan jagung.
Pada tahun 2022 direncanakan penambahan lahan komoditi padi seluas 6.120 ha dan komoditi jagung seluas 7.950 ha yang tersebar pada 6 kecamatan.
Komoditi padi memiliki total olah tanah seluas 11.520 ha dan komoditi jagung memiliki total olah tanah seluas 12.550 ha yang tersebar pada 6 kecamatan:
Kecamatan Katikutana, dengan luas lahan padi2.452 ha dan jagung 1.239 ha;
Kecamatan Katikutana Selatan, luas lahan padi3.902 ha dan jagung 3.252 ha;
Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, luas lahan padi 3.056 ha dan jagung2.223 ha;
Kecamatan Umbu Ratu Nggay, luas lahan padi1.147 ha dan jagung 1.986 ha;
Kecamatan Umbu Ratu Nggay Tengah, luas lahan padi 448 ha dan jagung 857 ha;
Kecamatan Mamboro, luas lahan padi 515 ha dan jagung 2.993 ha.
Sampai dengan akhir November 2022 kondisi pertanaman padi telah tertanam seluas 5.400 ha atau mencapai 100%dari target sampai dengan 2021. Realisasi penambahan lahan di tahun 2022 terkendala pada olahlahan dikarenakan 90% lahan merupakan sawah tadah hujan.
Hasil panen padidari 5.400 ha mencapai total 27.540 tonsehingga komoditi padi yang biasanya menghasilkan provitas panen 2,5 – 3 ton / ha meningkat menjadi 5,1 ton/ha dan target provitas pada tahun 2022 sebanyak 5 – 7 ton/ha.
Sedangkan kondisi pertanaman jagung tertanam seluas 12.550 ha atau mencapai 100% dari target tahun 2022 dan saat ini telah terpanen4.600 ha atau mencapai 36%dengan total hasilpanen 23.920 ton sehingga komoditi jagung provitas panen biasanya berjumlah 1 ton / ha meningkat menjadi 5-6 ton / ha. Estimasi panen jagung atas penambahan lahan di tahun 2022seluas 7.950 ha dapat terlaksana pada pertengahan bulan Januari 2023.
Pada tahun 2022 pemerintah pusat mengalokasikan DAK Fisik untuk program food estate di kabupaten Sumba Tengah sebesar Rp 42,042 miliar yang terbagi dalam lima bidang yaitu Bidang Jalan, Bidang Irigasi, Bidang Pertanian, Bidang Kelautan dan Perikanan, dan Bidang Lingkungan Hidup. Sampai dengan 30 November 2022 DAK fisik untuk program food estate ini telah terealisasi sebesar Rp 36,192 miliar atau 86,09%.Selain DAK fisik, pendanaan program food estate juga didukung melalui Dana Desasebesar 20% untuk program ketahanan pangan.
Pada bulan April 2022, Bupati Kab. Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu didampingi Wakil Bupati Kab. Sumba Tengah Ir. Daniel Landa telah melakukan panen padi program food estatedengan menggunakan combine harvester (mesin panen padi modern) yang berlokasi di Desa Wailawa, Kec. Katikutana Selatan.Padi yang dipanen merupakan milik kelompok tani Mula Mila yang diketuai oleh Mikael Umbu Loro, dengan anggota sebanyak 14 orang. Hasil panen pada lahan seluas 2,6 ha diperoleh hasil ubinan sebesar 6,3 ton per ha.
Sebelum adanya food estate, kelompok tani Mula Mila dapat memperoleh hasil panen sebanyak 400 hingga 500 karung. Setelah program food estate hadir, terjadi peningkatan produksi mencapai 2 kali lipat lebih yaitu 1000 hingga 1500 karung dalam sekali panen. Ketua kelompok tani Mula Mila sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan berupa bibit pagi, bibit jagung, itik, pupuk, obat-obatan dan sarana pertanian sehingga mendapatkan hasil panen yang meningkat.
Dengan adanya program food estate di Kabupaten Sumba Tengah telah memiliki dampak positif bagi masyarakat di antaranya:
Penambahan dan perluasan areal tanam baru
Percepatan olah lahan yang mengakibatkan peningkatan indeks pertanaman dari 1 kali panen menjadi 2 kali panen atau lebih
Modernisasi peralatan mesin pertanian (alsintan)
Bertambahnya infratruktur yang mendukung pertanian seperti embung, saluran irigasi dan jalan usaha tani
Peningkatan mutu hasil pertanian
Penghematan biaya usaha tani
Stabilitas harga pertanian
Komoditas hortikultura yang tidak lagi bergantung dari daerah lain
Disclaimer:Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja