Diantar Puluhan Milenial, Serena Cosgrova Francis Resmi Daftar Caleg DPR RI Daerah Pemilihan NTT
Laporan Frans Watu
Kupang, NTTOnlinenow.com – Sosok muda milenial Serena Cosgrova Francis secara resmi mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI daerah pemilihan NTT 2 pada Pemilu 2024 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Pukul 11.00 wit, Rena begitu alumni Hubungan Internasional Universitas Indonesia disapa, menyambangi Kantor Bapilu Partai Gerindra untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon anggota legislatif daerah pemilihan NTT 2 yang meliputi, Kabupten di daratan : Timor, Sumba, Rote dan Sabu.
Didampingi sejumlah milenial Kota Kupang, mereka menyampaikan doa untuk kesuksesan gadis yang mengandrungi sepakbola menjadi Anggota DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang. Kehadiran Serena di Sekretariat DPD Gerindra NTT diterima Gab.Beribina Sekretaris DPD Gerindra NTT dan Ketua Bapilu Gerindra Mario.
Bagi Rena, dunia politik bukan hal baru, ayahnya Fary Djemi Francis adalah anggota DPR RI 2 periode dan pernah memimpin Komisi V DPR RI. Seperti ayahnya, darah sepakbola mengalir deras dalam dirinya. Rena tercatat sebagai satu-satunya manejer sepakbola perempuan di ajang ETMC 2022 Lembata. Buah jatuh tidak jauh dari pohon.
Generasi milenial mesti mempunyai mimpi walau tak semua mimpi-mimpi itu dapat membangkitkan semangat yang tinggi. Salah satu mimpi yang bisa kita wujudkan adalah terlibat dalam dunia politik. Berani terjun dalam kancah politik, sejatinya bukan hanya sekedar untuk merajut mimpi. Apalagi hanya sekedar memenuhi kuota keterwakilan generasi milenial semata, ujar Rena usai mendaftarkan dirinya di Sekretariat DPD Partai Gerindra.
“Sejak Sekolah Dasar, kami sudah mengenal Partai Gerindra dan sudah jatuh cinta pada Gerindra. Saya pribadi sangat mengidolakan figur Prabowo Subianto yang sangat menghargai keberagaman dan khususnya mencintai orang-orang di tanah Timor – NTT. Figur Prabowo yang tegas dan merakyat adalah harapan saya,” tutur Wakil Ketua Taruna Indonesia Raya (TIDAR) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gerindra memberikan ruang seluas-luasnya bagi kaum milenial untuk mewujudkan mimpi-mimpi politiknya. Ini yang membuat gadis 23 tahun kepeincut dan makin jatuh cinta denga Partai besutan Prabowo Subianto. Baginya, proses pengkaderan dan regenerasi dalam tubuh Gerindra berjalan baik dan selalu membuka ruang untuk keterlibatan orang-orang muda, kaum milenial.
Berpolitik adalah suatu pilihan pasti bagi sahabat-sahabat minenial yang mencintai perubahan. Sebab perubahan tak serta merta hadir hanya berkat doa di tengah malam gulita.
Karena itu generasi milenial mesti mempunyai mimpi walau tak semua mimpi-mimpi itu dapat membangkitkan semangat yang tinggi. Salah satu mimpi yang bisa kita wujudkan adalah terlibat dalam dunia politik. Berani terjun dalam kancah politik, sejatinya bukan hanya sekedar untuk merajut mimpi. Apalagi hanya sekedar memenuhi kuota keterwakilan generasi milenial semata.
Menurut mantan Paskibraka NTT , ada 3 alasan niatan dirinya mencalonkan menjadi Caleg anggota DPR RI NTT. Pertama, sekitar 40 % pemilih di NTT adalah kaum milineal. Ini fakta politik yang menarik. Perjuangan partai-partai politik saat ini adalah merebut pilihan hati pemilih milenial. Jalan yang paling mudah untuk itu adalah dengan mendorong calon-calon legislatif dari kalangan milenial yang selama ini sudah dekat dan berafiliasi dengan Gerindra.
Kedua, dalam era 4.0 saat ini, kaum milenial memiliki pendekatan-pendekatan yang unik, khas dan menarik. Kaum milenial yang tidak suka berpolitik, tidak tertarik pada politik, akan lebih mudah diajak masuk politik atau menggunakan hak politiknya jika diberi penyadaran oleh sesama milenial. Saya sebagai representasi milenial memiliki potensi untuk menarik dan menggerakan sesama generasi milenial masuk dalam issu-issu politik atau pilihan politik.
Ketiga, kaum milenal cenderung berpikir secara rasional. Mereka suka dan tertarik pada pendekatan-pendekatan kekinian. Muatan-muatan politik yang berat akan mudah dipahami jika disampaikan dengan gaya kekinian pula. Itu memang dunianya generasi milenial.. Dengan peluang dan potensi ini, saya bisa membawa dan mengajak kaum milenial lain untuk memilih Gerindra.
“Tentu pertama soal nasib rakyat yang menjadi konsen perjuangan. Kemudian tak kalah pentingnya adalah bagaimana nanti saya bisa menjadi penyambung lidah kaum milenial,” ungkapnya jebolan S2 bidang internarional development dengan study khusus permberdayaan, kemiskinan dan keadilan pembangunan di Universitas Birmingham Inggris.
Tak dipungkiri, kaum milenial saat ini menjadi kurang percaya kepada politik lantaran kurang nyambungnya komunikasi antara milenial dengan legislatif. Mungkin selama ini mereka (milenial) suaranya kurang didengar. Sehingga perlu adanya ‘wajah baru’ dan regenerasi dalam kepemimpinan yang modern dan cocok dengan suasana kebatinan milenial.