Desa Kabuna di Belu Rebut Juara I Perpustakaan Umum Desa se-NTT
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Pemerintah Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL mengukir prestasi sebagai juara 1 terbaik Perpustakaan Umum Desa se-Provinsi NTT.
Juara 1 Desa terbaik mewakili Kabupaten Belu direbut Desa Kabuna dalam lomba Perpustakaan Umum (Desa/Kelurahan) tingkat Provinsi NTT tahun 2021 yang diselenggarakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT sejak tanggal 24-25 Mei 2021 lalu di Kupang.
Menurut Kepala Desa Kabuna Adrianus Yoseph Laka, Desa Kabuna terpilih sebagai Perpustakaan Desa terbaik se-NTT mewakili Kabupaten Belu pada kompetisi di Bulan Mei lalu.
Dikatakan bahwa, sertifikat juara 1 Desa terbaik diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT, Ir. Stefanus I. Ratu Oedjoe, MT.
“Dari 11 Desa di Belu Desa Kabuna menjadi juara Perpustakaan Desa se- Kabupaten Belu. Karena itu terpilih mewakili Belu mengikuti lomba di tingkat Provinsi NTT,” terang Adrianus.
Dijelaskan bahwa, prestasi yang diraih Desa Kabuna sebagai juara terbaik Perpustakaan Umum Desa ini tidak terlepas dari dukungan serta bantuan Perpustakaan Nasional.
Disampaikan bahwa, fasilitas yang didapat yakni 4 rak buku, 1000 judul buku, 1 unit komputer besar, 1 TV layar besar, 3 unit komputer kecil, 1 server internet dan printer. Selain itu kita lengkapi sendiri lainnya.
“Fasilitas ini serupa dengan yang dimiliki semua Desa, hanya saja katanya dalam penilaian Kabuna mampu mengerakan dan meningkatkan minat pembaca,” ucap Adrianus.
Lanjut dia, buku yang ada berbagai judul sesuai kebutuhan pembaca dan usia. Perpustakaan Desa Kabuna bersifat inklusif, dimana pengujung tidak hanya membaca namun dapat mengaskses internet sebagai sumber informasi tentang segala hal.
Disampaikan, untuk kategori penilaian dilihat dari beberapa aspek yakni, perpustakaan harus mengubah prilaku, perpustakaan berdampak atau tidak, itu point paling pertama, yang kedua mampu menggerakan orang membaca karena saat ini budaya membaca masyarakat sudah menurun sekali.
“Agar pengunjung datang dan membaca, kami siasati memasang dulu internet supaya lebih banyak membaca. Pendamping perpustakaan Desa klasifikasikan pengunjung dari Paud, SD, SMP dan SMA. Mereka dibagikan tugas dan diajak bermain dan setelah itu boleh akses tugas dan informasi di internet,” sebut Adrianus.
Dikatakan, sebelum meraih juara tingkat aktifitas di perpustakaan hanya buka dua hari saja yaitu, Jumat dan Sabtu. Namun, setelah juara tingkat Kabupaten dari Perpustakaan Provinsi lakukan pemeriksaan kami diminta buka setiap hari.
Adrianus mengharapkan perhatian Pemerintah Daerah untuk pengembangan Perpustakaan kedepan. Hal ini karena tingginya animo pembaca dimana sehari kisaran 50-60 orang pengunjung.
Tambah dia, dukungan bangunan perpustakaan yang nantinya terintegrasi dengan kantor desa sangat diharapkan.
“Kami juga harap kalau ada koleksi buku, kepada para orang tua di desa kabuna agar mengijinkan anak-anak belajar bersama di perpustakaan Desa kita setiap Senin-Sabtu jam 3 sampai sore,” tutup Adrianus.