Jelang Puncak Musim Kemarau, BPBD Siap 500 Tangki Air Bantu Masyarakat
Kupang, NTTOnlinenow.com – Memasuki puncak musim kemarau di tahun 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang menyiapkan 500 tangki air bersih untuk didistribusikan kepada masyarakat.
Demikian disampaikam Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Kupang, Ade Manafe, kepada wartawan di balai kota Kupang, Rabu (24/7/2019).
Ade mengatakan, Kota Kupang merupakan salah satu daerah yang mengalami kekurangan air bersih setiap tahun pada musim kemarau, karena itu, Pemerintah Kota Kupang melalui BPBD mengalokasikan anggaran untuk bantuan air bersih di masyarakat.
“Bantuan air bersih yang disuplay menggunakan tangki air milik pemerintah Kota Kupang ini merupakan progran tetap dan selalu ada setiap tahunnya, dengan sasaran masyarakat marginal atau kurang mampu,” kata Ade.
Dia menjelaskan, jadwal pembagian air bersih secara gratis ini akan dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober mendatang, saat masyarakat benar-benar mengalami kekeringan di sumber-sumber air yang biasa mereka gunakan.
“Kami saat ini masih dalam proses pendataan, di kelurahan-kelurahan mana saja yang membutuhkan bantuan air bersih, bantuan ini hanya diberikan bagi masyarakat tidak mampu saja, biasanya juga dibagikan pada kelurahan yang benar-benar krisis air,” ujarnya.
Ade menjelaskan, kekeringan atau kurangnya sumber air bersih masuk dalam kategori bencana daerah, karena tiu, pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, agar bencana ini tidak berkepanjangan dan akhirnya mempengaruhi kesejahteraan hidup masyarakat.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, BPBD selalu melakukan verifikasi di lapangan sebelum memberikan bantuan air bersih, karena ada masyarakat yang hanya bergantung pada air sumur, lalu ketika air sumur itu kering, maka sumber airnya tidak ada, disinilah pemerintah harus berperan untuk memberikan bantuan,” katanya.
Di Kota Kupang, kata Ade, kebanyakan masyarakat masih menggunakan sumber air sumur, sehingga ketika musim kering tiba, banyak masyarakat yang susah, sementara untuk penggunaan air PDAM, biasanya juga mengalami penurunan debit air saat pengaliran.
“Setiap tahunnya di sidang anggaran bersama DPRD, BPBD terus mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan bencana, dan setiap tahunnya akan disesuaikan, jika memang potensi bencana itu tinggi, maka anggaran juga akan dinaikan, agar ketika ada bencana, Pemerintah dapat menggunakannya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana,” ujarnya.