Lomba Tebe Kelurahan Rinbesi Meriahkan HUT RI ke-73
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Warga di Kelurahan Rinbesi, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-Timor Leste menggelar berbagai kegiatan memeriahkan HUT RI ke-73.
Adapun giat tersebut salah satunya yakni perlombaan tarian Tebe antar RW dalam Kelurahan Rinbesi. Tarian Tebe merupakan tarian khas masyarakat Belu dan Malaka yang menandakan pergaulan yang akrab di antara warga.
Tari Tebe diperagakan oleh para pria dan wanita bergandengan tangan seraya bernyanyi bersahut-sahutan melantunkan syair dan pantun yang berisikan puji-pujian, kritikan atau permohonan diiringi hentakan kaki sesuai irama lagunya.
Tidak saja itu, tarian Tebe tradisi daerah NTT itu biasanya selain disiang hari biasanya juga dilakukan pada malam hari waktu adat pesta perkawinan atau acara-acara kekeluargaan lainnya.
Tari Tebe berakhir ketika semua penari duduk bersilang diatas tikar besar untuk bersama-sama mencicipi hidangan ringan sebagai tanda untuk berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Tari Tebe juga sebagai suatu luapan kegembiraan atas keberhasilan atau kemenangan para leluhur saat berperang. Menurut
catatan sejarah, pada zaman dahulu dilaksanakan para Meo pulang dari medan perang membawa kepala musuh.
Selanjutnya dipancangkan ditengah lalu mereka mengelilinginya semalam suntuk dan biasanya selama 3 atau 4 hari lamanya.
Seiring waktu berjalan, Tari Tebe sekarang dipentaskan pada acara Gereja atau acara kegembiraan lain, juga acara pendinginan rumah adat maupun saat panen hasil kebun.
Diabadikan media, selain lomba Tebe, ada dua perlombaan lainnya yaitu lomba tarik tambang dan lomba panjat pinang. Beberapa perlombaan ini digelar mulai dari tanggal 15-17 Agustus 2018.
Ketua panitia Gempita Merah Putih, Tonny Jaga kepada NTTOnlinenow.com, Kamis (16/8/2018) menuturkan bahwa pada era modern ini, banyak anak muda yang mulai perlahan meninggalkan tradisi budaya lokal.
Oleh sebab itu, dilaksanakan Gempita Merah Putih dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-73 ini, digelar sebuah perlombaan Tebe antar RW se-Kelurahan Rinbesi.
Lurah Rinbesi, Sophia F. Lina menuturkan, banyak orang saat ini yang beranggapan bahwa hal-hal tradisional yang berbau budaya adalah sebuah gambaran ketertinggalan.
Namun jelas dia, sebenarnya modernitas merupakan sebuah kombinasi dari budaya dan tradisi yang akhirnya memunculkan budaya baru yang kita sebut modernisasi.
Melalui giat ini juga menumbuhkan rasa cinta akan budaya, juga untuk menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan di masyarakat Kelurahan Rinbesi.
Selain itu, dengan dibuatnya kegiatan ini, diharapkan dapat terjalin komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Dikatakan, kegiatan ini jadi agenda rutin tahunan di Kelurahan agar kaum muda Rinbesi selalu merasa superior dengan budaya sendiri dan tetap menjaga mencintai budaya peninggalan leluhur.
Dengan begitu, budaya lokal akan semakin lestari. Karena Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika. Indonesia itu kaya akan budaya. “Marilah kita lestarikan budaya nusantara kita ini,” pinta Sophia.