Majelis Sinode GMIT Gelar Diskusi Publik Dan Percakapan Pastoral Dengan Cagub Dan Cawagub NTT

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Majelis Sinode (MS) GMIT akan menggelar dialog publik dan percakapan pastoral dengan para Calon Gubernur NTT dan Calon Wakil Gubernur NTT, Selasa (12/6/2018).

Demikian Press Release Majelis Sinode GMIT tentang Diskusi Publik dan Percakapan Pastoral bagi para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Periode 2018-2022 ditandatangani Ketua dan Sekretaris MS GMIT, Pdt.Dr.Merry Kolimon dan Pdt.Yusuf Nakmofa,MTh yang diterima Redaksi Minggu (10/6/2018).

Disebutkan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), sebagai denominasi Kristen Protestan yang melayani di hampir seluruh wilayah NTT, merasa perlu untuk menyatakan sikap politiknya sehubungan dengan pergantian pemerintahan daerah NTT.

Masing-masing anggota GMIT tentu saja memiliki harapan-harapan tentang sosok pemimpin yang akan memimpin NTT selama lima tahun ke depan. Namun sebagai lembaga, sikap politik gereja itu tidak dengan menyebut orang atau berpihak kepada figur tertentu. GMIT secara lembaga tidak memihak pada partai atau koalisi tertentu. Tetapi itu bukan berarti GMIT tidak memiliki keprihatinan apapun terhadap proses politik yang sedang berlangsung di NTT.

Ditambahkan sikap gereja adalah mendorong agar proses politik ini berlangsung secara terbuka, jujur, mengedepankan nilai-nilai demokrasi, dan menjunjung tinggi fair play dalam bersaing. Kepentingan GMIT dalam proses pemilihan gubernur NTT adalah agar masyarakat NTT mendapatkan gubernur dan wakil gubernur yang paham tentang karakteristik masyarakat NTT yang beragam, serta persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat NTT.

Selanjutnya yang lebih penting adalah mereka mau sungguh-sungguh bekerja untuk kemakmuran masyarakat NTT dan bukan sekedar mengejar kekuasaan untuk tujuan-tujuan politik partisan, kepentingan kelompok, apalagi untuk memperkaya diri.

Pandangan teologis GMIT dalam keterlibatan politik didasarkan pada keyakinan bahwa Allah yang memanggil dan mengutus gereja untuk karya keselamatan adalah Allah yang berpolitik. Politik Allah dalam hal ini dimaknai sebagai karyaNya yang mengubah kekacauan menjadi keteraturan bagi kesejahteraan semua manusia dan segenap ciptaan (Kejadian, Pasal 1).

Politik yang Yesus Kristus perjuangkan adalah politik Kerajaan Allah demi keadilan, perdamaian, kesetaraan, dan keutuhan ciptaan. Karena itu, kepentingan GMIT adalah memastikan bahwa semua calon yang sedang bersaing sungguh-sungguh memikirkan nasib dan masa depan masyarakat NTT, memahami isu-isu yang melilit masyarakat NTT, dan memiliki kemampuan untuk pengentasannya.

Isu-isu itu, antara lain, kemiskinan; perdagangan orang; gizi buruk dan angka kematian ibu dan bayi yang tinggi; mutu pendidikan yang rendah; hak-hak masyarakat atas tanah; kerusakan lingkungan hidup; pengelolaan pemerintahan yang berpihak pada masyarakat; korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); dan ancaman intoleransi dan diskriminasi dalam keberagaman. Rakyat perlu memahami visi dan program yang ditawarkan oleh setiap calon gubernur dan wakil gubernur sebelum menjatuhkan pilihan pada hari pencoblosan.

Hal ini sekaligus merupakan bagian dari pendidikan politik dan demokrasi yang baik. Di pihak lain, GMIT memiliki kepentingan juga untuk turut serta memelihara kerukunan dan toleransi di bumi NTT. Perhelatan politik pilkada di NTT sedang menempatkan jemaat/masyarakat dalam pilihan politik yang berbeda. Perbedaan pilihan politik itu janganlah mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat/gereja. Proses pastoral yang dilakukan gereja dimaksudkan untuk turut mendorong kedewasaan jemaat/masyarakat dalam mengelola perbedaan politik.

Meskipun berbeda dalam pilihan politik, itu tidak harus menjadi alasan untuk menjadi musuh satu terhadap yang lain. Sebaliknya, politik harus dilaksanakan dengan gembira, saling menghormati, dan siap menerima apapun hasilnya.

Di semua paket calon gubernur dan calon wakil gubernur NTT terdapat warga GMIT. Kepentingan GMIT dengan percakapan pastoral yang diadakan adalah untuk mengawal nilai-nilai gerejawi dalam kepemimpinan gubernur-wakil gubernur di periode 2018-2022. Siapapun gubernur yang terpilih, GMIT hendak menitipkan pokok-pokok pikiran bagi pengembangan daerah ini ke depan demi keadilan, perdamaian, kesetaraan, dan keutuhan ciptaan.

Untuk itu, Majelis Sinode (MS) GMIT, melalui Unit Oikumene dan Kemitraan Majelis Sinode GMIT dan Tim Pastoral Politik MS GMIT, mengundang para calon gubernur dan wakil gubernur NTT periode 2018-2022 untuk mengikuti diskusi publik dan percakapan pastoral.

Kegiatan ini bertujuan untuk: Membekali dan mendidik masyarakat NTT yang akan mengikuti proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT periode 2018-2022; Memberi kesempatan kepada calon gubernur dan wakil gubernur NTT periode 2018-2022 untuk dapat menyampaikan visi dan misi kepemimpinannya seandainya terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur NTT; Menyelenggarakan percakapan pastoral untuk mengawal nilai-nilai keadilan, perdamaian, kesetaraan, dan keutuhan ciptaan dalam pembangunan di NTT lima tahun yang akan datang.

Bentuk kegiatan akan meliputi diskusi visi misi calon, percakapan pastoral dan ibadah. Kegiatan ini akan berlangsung pada Selasa, 12 Juni 2018, dengan dua tahap: Pagi hari jam 08.00-12.00 akan berlangsung Diskusi Visi Misi Calon di Lantai 2 Perpustakaan UKAW Kupang. Kegiatan ini akan dimoderatori oleh Ketua Pengurus Kaum Bapak GMIT, Ir. Rodialek Polo, Msi.

Sore hari jam 16.00-19.00 akan berlangsung Percakapan Pastoral dan Ibadah di Jemaat Pniel Oebobo. Percakapan pastoral akan dipimpin oleh Ketua MSH GMIT/Pdt. Dr. Mery Kolimon, Pdt. Dr. A.A Yewangoe, dan Dr. David Pandie (Anggota Tim Pastoral Politik MS GMIT). Ibadah akan dipimpin oleh Pdt. Emr. J. Karmani, STh.

Pelaksana kegiatan ini adalah UPP Kemitraan MS GMIT, Tim Pastoral Politik MS GMIT, UPP Kategorial MS GMIT, c.q. Sekbid Pelayanan Pemuda dan Kaum Bapak, Sekbid Pelayanan Perempuan, Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT, Pengurus Pemuda Sinode GMIT, dan Pengurus Perempuan Sinode GMIT.

Peserta kegiatan terdiri dari empat pasangan calon gubernur NTT, tim pendukung masing-masing pasangan calon, warga jemaat, presbiter, mahasiswa, pegiat LSM, tokoh lintas agama, akademisi, wakil komunitas-komunitas sosial, perempuan, difabel, pekerja seni, dan pedagang kaki lima. Jumlah peserta 150 orang.

Biaya kegiatan berasal dari ABP MS GMIT yang dikelola oleh Unit Oikumene dan Kemitraan MS GMIT, dan didukung oleh Pengurus Pemuda GMIT, Jemaat GMIT Pniel Oebobo, dan UKAW Kupang. Demikianlah press release kegiatan ini dibuat untuk diwartakan kepada masyarakat/anggota jemaat. (*/non)