Setiap Tahun NTT Butuh 800 Ribu Ton Beras

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Dengan jumlah penduduk NTT saat ini kurang lebih 5,4 juta jiwa, Provinsi NTT membutuhkan sekitar 700 sampai 800.000 ton beras setiap tahun untuk konsumsi dengan ratio konsumsi setiap orang sebanyak 112 kg/kapita per tahun.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT, Anis Tay Ruba sampaikan ini kepada wartawan pada acara pembukaan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan/Anggaran Pembangunan Tanaman Pangan 2016 di Kupang, Senin (24/10/2016) malam.

Anis mengatakan, saat ini produksi gabah yang bisa dihasilkan setiap tahun sebanyak 970.000 ton dengan tingkat penyusutan ketika hendak diproses menjadi beras sebesar 0,6 persen.

Dengan demikian, jumlah beras yang dihasilkan kurang lebih sebanyak 600.000 ton. Jumlah produksi ini memperlihatkan NTT masih kekurangan sekitar 200.000 ton beras dari luar daerah.

“Selama ini kita masih datangkan beras dari provinsi lain sekitar 115-130 ribu ton. Namun beras yang didatangkan itu lebih difokuskan untuk memenuhi kebutuhan program beras miskin (Raskin), gaji PNS, dan cadangan beras pemerintah yang tersimpan di Bulog,” terang Anis.

Dia menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk menekan kekurangan atau selisih antara total produksi dan kebutuhan masyarakat NTT akan beras. Komitmen ini dilakukan secara bertahap mulai dari 100.000 ton sampai pada akhirnya produksi lokal bisa memenuhi sendiri kebutuhan masyarakat.

Baca: BTPN Akan Bekali Purnabakti PNS Lingkup Pemrov NTT

Strategi yang dilakukan antara lain, menambah luas lahan tanam, luas panen dalam hal ini meningkatkan intensitas pertanaman dari sekali tanam menjadi dua kali tanam pada lokasi yang sama. Selain itu, menjaga produktivitas tanam.

“Komitmen ini sebagai langkah untuk menyumbang pangan NTT untuk memenuhi kebutuhan lokal dan pada saatnya berkontribusi terhadap kebutuhan pangan nasional,” ujar Anis.

Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian Kementerian Pertanian, Ani Andayani mengatakan, pada prinsipnya upaya perwujudan swasembada pangan NTT mendukung swasembada pangan nasional. Karena itu, kerja sama dengan TNI untuk menyukseskan program upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (Pajale) terus ditingkatkan. Salah satunya adalah penambahan luas tambah tanam dan perluasan panen.

Ani menyampaikan, pada musim tanam April sampai September 2016, luas panen yang dicapai sebanyak 66.000 hektar lebih dari target 57.000 hektar. Surplus luas panen ini dicapai untuk menutupi kekurangan pada musim tanam Oktober 2015 sampai Maret 2016.

Jika dihitung dari produksi gabah, maka sudah melampaui kebutuhan karena sudah mencapai 970.000 lebih ton. Atau dengan kata lain, produksi gabah sudah swasembada pangan. Produksi yang dicapai tidak terlepas dari keterlibatan TNI dalam program Upsus Pajale.

“Kita terus tingkatkan kerja sama dengan TNI, karena diyakini dengan kerja secara bersinergi, NTT mendapat hasil yang baik dalam mencapai total produksi pajale,” ungkap Ani.

Dia menambahkan, sebagai bentuk apresiasi terhadap total produksi yang dicapai, pihaknya memberi piagam kepada Pemerintah Kabupaten, Dinas Pertanian, Dandim dan petugas lapangan, serta pihak partisipasi. Piagam yang diberikan itu sebagai bentuk motivasi kepada semua pihak untuk terus bekerja dan membangun sinergitas.