Sosialisasi ASO Secara Door to Door di Maulafa Kota Kupang, Ketua KPID NTT Temukan Masyarakat Belum Paham

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Kupang, NTTOnlinenow.com – Masih banyak masyarakat di Kota Kupang khususnya Kecamatan Maulafa yang masih nyaman untuk menikmati siaran televisi secara analog.

Meski memiliki perangkat televisi analog dan antene UHF, mereka terlihat sangat menikmati tayangan-tayangan yang ada serta belum mau membeli perangkat bantu berupa Set Top Box.

Hal ini ditemukan langsung oleh Ketua KPID NTT, Fredrikus Royanto Bau saat melakukan sosialisasi ASO secara langsung kepada warga di Kelurahan Maulafa pada Rabu 25 Mei 2022.

Sosialisasi itu dilakukan secara acak kepada sejumlah warga di pinggir jalan yang rumahnya masih terpasang antene UHF untuk memastikan bagaimana kesiapan masyarakat menghadapi ASO tahap 1.

Dari sejumlah rumah yang didatangi, ternyata Sebagian besar mereka mengaku masih nyaman menikmat tayangan siaran analog.

Ditanya lebih jauh, sejumlah warga ini mengaku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli tv digital dan antene digital. Bahkan harus membeli paket data internet. Hal ini karena ada informasi bahwa lebih baik membeli televisi dan antene digital.

“Saya tanya mereka mengapa masih analog. Mereka bilang tidak ada uang untuk beli tv dan antene digital jadi terpaksa nonton pakai tv yang lama. Mereka tidak mau beli Set Top Box karena dapat informasi bahwa lebih baik beli TV dan antene digital. Menurut saya, warga telah termakan informasi hoaks. Padahal tinggal membeli Set Top Box dan sudah bisa nikmati siaran secara digital,” kata Fredrikus.

Selain itu, ada informasi dari Warga Kabupaten Belu bahwa saat ini mereka selama ini memakai antene parabola tetapi karena mendapatkan STB, mereka memasangnya. Akan tetapi, saat ini mereka sudah membongkar Kembali set top box karena mereka hanya mendapatkan siaran dari TVRI sedangkan siaran TV lain tidak ada.

“Menurut saya, ini adalah informasi-informasi yang mengindikasikan adanya kendala-kendala dari migrasi siaran digital. Karena itu dibutuhkan sosialisasi yang secara terus menerus agar ada pemahaman yang komprehensif dari masyarakat dan para pejabat terkait ASO ini,” ujar Fredrikus.

Dikatakannya, banyak informasi benar yang belum sampai kepada masyarakat terkait ASO. Karena itu, perlu diketahui bahwa Siaran televisi digital itu gratis tanpa internet.

Ada empat poin yang perlu diketahui sebagai target ASO antara lain : 1. Lokasi atau wilayah yang selama ini ada siaran televisi analog. 2. Untuk lokasi yang selama ini belum dapat siaran televisi atau blankspot, setelah ASO akan dibangun infrastruktur televisi oleh TVRI. 3. Masyarakat yang selama ini menggunakan parabola atau televisi berlanggganan tidak akan terdampak atau terpengaruh dengan ASO. Artinya tetap bisa menggunakan parabola. 4. Ada sekitar 6,7 juta masyarakat miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial akan mendapatkan STB gratis.

“Jadi sebenarnya, bantuan STB itu benar-benar kepada masyarakat yang sudah punya TV dan selama ini pakai antene UHV. Kalau yang sudah pakai parabola tidak perlu lagi STB. Dan juga program ASO ini, tidak akan ada bantuan TV dan antene seperti yang diminta warga di sejumlah daerah,” jelasnya.

Mengenai keluhan warga di Belu, TTU dan Malaka yang hanya menikmati siaran dari TVRI, Fredrikus mengatakan bahwa hal itu tidak bisa dihindari karena memang Lembaga penyiaran televisi yang menyewa multipleksing TVRI belum ada.

“Untuk saat ini memang hanya TVRI yang melayani wilayah perbatasan. Belum ada televisi lain yang sewa multipleksing untuk tiga wilayah ini. Kalau Kota Kupang dan sebagian Kabupaten Kupang, akan ada banyak saluran karena sebagian besar lembaga penyiaran yang ada saat ini wilayah layanannya di Kota Kupang,” jelasnya.