Pelatihan Konseling dan Monitoring ARV Bagi Petugas Farmasi Puskesmas dan RS di Belu

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Lembaga CD Bethesda Yakkum Jogjakarta menggelar pelatihan konseling dan monitoring ARV bagi petugas farmasi Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Belu wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL.

Kegiatan berlangsung dua hari pembukaan Senin 13 sampai 14 September 2021 berlangsung di Hotel Nusa 2 diikuti 15 peserta dari Puskesmas dan RS Atambua resmi dibuka oleh Kepala Bidang P2P Dinkes Belu, Rosa Gaudensia Asa dengan menerapkan prokes.

Menurut Koordinator CD Bethesda cabang Belu Yosafat Ician, Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat mengakibatkan munculnya sekumpulan gejala penyakit (sindrome) yang terjadi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh.

“Kondisi ini disebut sebagai stadium Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS). Setiap orang yang didiagnosis terinfeksi HIV diarahkan untuk segera minum Anti Retroviral (ARV) jika tidak ada kontra indikasi klinis, seperti tidak ada gejala TBC atau gejala infeksi oportunistik,” kata dia.

Jelas Yosafat, beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas, sudah melakukan layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP). Namun beberapa kasus yang dialami oleh ODHA menunjukkan ketika akan memulai ARV tidak diawali dengan konseling Pra ARV dan monitoring ARV.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM yang terlatih di bagian layanan pengobatan HIV. Apabila SDM di bagian layanan pengobatan HIV memiliki pengetahuan dan ketrampilan konseling ARV yang memadai, paling tidak dapat berkontribusi dalam pengurangan kasus lost to follow up.

“Saat ini UPKM/CD Bethesda Yakkum sedang melaksanakan Program Pencegahan Terpadu Penularan HIV dan AIDS di Wilayah Kabupaten Belu dan Kota Yogyakarta. Salah satu komponennya adalah pencegahan secara Bio-medical,” ungkap dia, Senin (13/9).

Lanjut Yosafat, dalam komponen tersebut ada peningkatan kapasitas untuk layanan kesehatan agar berorientasi pada upaya rehabilitasi berbasis komunitas. Karena itu UPKM/CD Bethesda bekerjasama dengan Dinas Belu merasa perlu mengadakan pelatihan selama dua hari.

Dituturkan bahwa, tujuan umumnya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan komitmen dalam menjalankan konseling bagi ODHA agar dapat meningkatkan kepatuhan ODHA dalam minum obat dan mengurangi lost to follow up.

Tujuan khususnya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang HIV & AIDS dan penatalaksanaanya. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengobatan efektif HIV dan kepatuhan rejimen ARV, tantangan dan masalah kepatuhan ARV

Selain itu memberikan pemahaman kepada peserta tentang monitoring kepatuhan ARV bagi ODHA. Memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada peserta tentang konseling PRA-ARV dan konseling monitoring ARV pada saat ODHA melakukan akses layanan pengobatan.

Ouput yang diharapkan yakni, ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang HIV & AIDS dan Penatalaksanaanya. Ada pemahaman peserta tentang pengobatan efektif HIV & kepatuhan rejimen ARV dan tantangan serta masalah kepatuhan ARV.

Selain itu, ada pemahaman peserta tentang monitoring kepatuhan ARV bagi ODHA dan peserta trampil dalam melakukan konseling PRA-ARV dan monitoring ARV pada saat ODHA melakukan akses layanan pengobatan.

“Pemateri dalam pelatihan selama dua hari dari Kabid P20 Dinkes Belu Rosa Gaudensia Asa, dr Tehodorus L. Mau Bere, dan L. Endang Budiarti.