Lolos Dari Kasus Video Call Seks, WT Dosen Fisip Unimor Kembali Tersandung Kasus Menghamili Mahasiswi Faperta

Bagikan Artikel ini

Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Lolos dari kasus Video Call Sex, WT, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik – Universitas Timor ( Fisip Unimor ) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tersandung kasus baru. WT diduga menghamili AB (21) Mahasiswi Fakultas Pertanian jurusan Sains semester III.

Kepada NTTOnlinenow.com, orang tua AB yang ditemui di rumahnya di Tualeu Kecamatan Insana Tengah, kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada Rabu (18/11/2020) lalu, mengatakan Kehamilan AB baru diketahui seluruh keluarganya pada awal November 2020, saat usia kehamilan anaknya memasuki bulan ke tujuh. Perubahan bentuk badan AB, menjadi tanda tanya bagi keluarga di kampungnya. AB sendiri diketahui selama kuliah di Unimor Kefamenanu, tinggal di salah satu asrama di Upkasen, kelurahan Sasi. AB pulang ke kampung hanya pada waktu – waktu tertentu saja sehingga keluarga tidak terlalu mengikuti perkembangannya.

“Dia (AB korban penghamilan, red) selama ini di Kefamenanu, sedang kuliah di Unimor. Dia tinggal di salah satu asrama di Upkasen. Pas tanggal 2 November dia pulang kampung merayakan hari arwah, baru kami tahu dia hamil”, ungkap kedua orang tua kandung AB penuh penyesalan.

Rupanya ajakan dan rayuan dosen WT berhasil membuat AB luluh dan pasrah disetubuhi berulang kali tanpa perlawanan, hingga hamil.

Didamping orang tua dan keluarganya, AB dengan polos mengungkap ketidakberdayaannya menghadapi WT.

“Setiap mau diajak tidur, dia hanya pegang tangan saya, sudah begitu saya tidak bisa berbuat apa – apa lagi, seperti hilang akal. Nanti sudah sadar baru saya kaget keadaan saya sudah berantakan”, kisah AB.

AB sendiri mengaku tidak mengerti dengan kondisinya yang selalu saja mau mengikuti segala permintaan WT.

“Saya tahu, dia berbuat sesuatu yang tidak baik ke saya. Anehnya saya tidak bisa berbuat apa – apa”, sambung AB.

Dikisahkan AB, awal dirinya berhubungan intim dengan dosen WT pada bulan Agustus 2019 lalu. Saat itu, istri WT, Maria Yovita Luti yang juga adalah sepupu kandung AB berangkat ke Bali mengikuti Diklat selama seminggu. Dan selama seminggu penuh berada di rumahnya, setiap malam AB dibuat tidak berdaya dan harus melayani WT di tempat tidur. Saat itu AB dipanggil untuk bantu mengurus rumah dan anak – anak.

“Malam pertama menginap di rumahnya, tepat jam 20.00 wita, dia panggil saya dan ajak duduk bersama ajari saya bagaimana cara mendaftar bidik misi. Disitu dia mulai memegang tangan saya, mencium saya dan dia mulai meraba tubuh saya sampai terjadi hubungan itu. Saya diam saja saat itu, seperti hilang akal. Tidak bisa berbuat apa – apa”, ungkap AB.



Hubungan terlarang itu terjadi terus menerus hingga memasuki tahun 2020. Bahkan saat AB sudah kembali ke asramanya di Upkasen WT selalu menelpon meminta agar AB balik ke rumahnya. Seperti sudah merupakan suatu kewajiban setiap hari Sabtu, AB harus menginap di rumah saudara sepupunya yang adalah istri sang dosen dengan alasan membantu istrinya mengurus rumah, memasak dan menjaga adik – adik.

“Kalau saya sudah pulang ke asrama, dia rajin telpon saya ajak hari Sabtu menginap di rumahnya untuk bantu istrinya. Kepada istrinya juga saya tidak pernah menceritakan hubungan terlarang itu. Tidak tahu kenapa, setiap mau bicara ke istrinya mulut saya seperti disumpal”, terang AB.

AB juga mengaku WT sering mengajaknya berhubungan intim lewat telpon. “Dia sering video call saya dan meminta saya untuk berbuat sesuatu sesuai arahannya dalam video call itu. Sering dia tunjukan “barangnya” nya ke saya. Kemudian minta foto badan saya. Setelah itu jarinya dimasukkan ke mulut kemudian menyuruh saya berbuat sesuatu sesuai keinginannya. Selalu dia WhatsAp ke saya minta foto bagian badan saya yang tersembunyi”, kata AB.

Di sela – sela percakapan dengan AB, NTTOnlinenow.com mencoba menunjukkan beberapa foto hasil tangkapan layar saat WT berkomunikasi dan Video call sex dengan beberapa mahasiswinya setahun yang lalu. Semua yang ditunjukkan ke AB, dibenarkan korban.

“Ia, betul. Semua gaya dia di foto itu juga dia buat ke saya. Itu juga, iya … itu juga, persis yang dibuat ke saya saat sementara video call”, kata AB.

Mengingat antara AB dan istri WT masih memiliki hubungan keluarga yang sangat dekat, orang tua korban berniat menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. Namun sama sekali tidak ditanggapi WT.

WT sendiri terputus komunikasi dengan AB sejak bulan April 2020 saat tahu siklus menstruasi AB tidak normal lagi.

Sebelumnya, pada Oktober 2019 lalu terkuak dalam pemberitaan, kasus video call sex sang dosen WT dengan sejumlah mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual di rumah WT. Pengakuan para korban pelecehan mengatakan, mahasiswi yang ingin berkonsultasi terkait penyusunan skripsi dan lain – lain jika ke rumah WT, dilarang membawa teman, pacar atau suami. Mereka yang berkepentingan langsung, wajib datang seorang diri menemui WT.

Mencuatnya berita kasus video call sex ini, membuat sejumlah korban pelecehan alumni Unimor turut buka suara. Kebanyakan para korban yang mengaku mengalami hal serupa, sudah bekerja di luar NTT. Mereka mengaku pelecehan seksual yang dialami terjadi di rumah WT, yang beralamat di Kusi RT 015 RW 007, Desa Oesena Kecamatan Miomaffo Timur.

Hingga berita ini diunggah, WT belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi melalui teleponnya, namun tidak dapat tersambung. Sebelumnya nomor yang sama pernah dihubungi NTTOnlinenow.com setahun lalu dalam upaya konfirmasi Kasus Video Call Sex, antara WT dan beberapa mahasiswi. Saat itu dihubungi, WT masih merespon dan meminta wartawan untuk bertemu langsung guna mendengar klarifikasi darinya, namun sang dosen akhirnya menghindar dan menghilang hingga dirinya kembali diterpa kasus penghamilan di tahun ini.