Remaja Berkebutuhan Khusus Di Noemuti TTU, Butuh Pendampingan. Korban Diperkosa dan Akan Melahirkan Untuk Kedua Kalinya
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Kasus pemerkosaan memilukan terulang kembali di Dusun 8, Kampung Kisme, Desa Nibaaf Kecamatan Noemuti, kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dengan korban yang sama.
DB (16) Gadis remaja berkebutuhan khusus ini, diperkosa dua pria beristri hingga hamil dan melahirkan.
Kasus pertama, terjadi di tahun 2018 saat korban masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas V. Korban di perkosa pria beristri yang beralamat tepat di depan rumah korban di Kisme. Akibat dari itu, korban hamil dan melahirkan seorang putra yang kini mulai memasuki usianya yang ke tiga. Sementara pelaku Alfis Metboki yang adalah pria beristri telah diproses hukum dan tengah menjalani masa hukumannya di Rumah Tahanan Kefamenanu.
Setelah putus sekolah selama dua tahun, korban kembali mengalami kekerasaan seksual di tahun 2020. Lagi – lagi, pemerkosa diduga berinisial DK, juga adalah pria beristri.
” Setelah kasus pertama, saya tidak sekolah lagi. Waktu melahirkan anak pertama saya dioperasi karena usia saya masih terlalu kecil, masih 12 tahun”, kisah DB (16).
Korban yang ditemui NTTOnlinenow.com di rumahnya di Kisme, Selasa (24/11/2020)lalu, lanjut mengisahkan. Kejadian kedua yang dialaminya lebih memilukan. Setelah di perkosa di kolam ikan, ia diancam akan dibunuh pelaku dengan sebilah pisau.
“Dia panggil saya dan suruh saya harus ikuti keinginannya. Disitulah saya diperkosa. Saya dipaksa melayani dia. Saat mau pulang, saya di kasih uang Rp10 ribu suruh saya pakai belanja. Saya ingat, sudah sering dia paksa saya berhubungan badan setiap saya ke kolam cuci pakaian. Setelah saya hamil, dia sudah tidak pernah kelihatan lagi. Pernah bertemu di jalan, tapi saya tidak berani bicara. Karena setiap mau bicara dia langsung ambil pisau atau tofa (alat pembersih rumput di kebun)dan mau tikam saya. Sekarang usia kehamilan saya akan memasuki bulan yang ke tujuh”, beber DB penuh ketakutan.
Diketahui masyarakat sekitar, DB adalah remaja berkebutuhan khusus. Ia mengalami keterbelakangan mental sejak lahir dan saat bertumbuh remaja hanya tinggal bersama neneknya yang sudah lanjut usia dan dua orang adiknya. Sementara kedua orang tuanya telah berpisah, ibunya bekerja di Malaysia sebagai TKW.
“Saya mau lapor polisi tapi saya takut DK. Saya tidak bisa kemana – mana, dia selalu ancam saya jangan lapor ke siapapun dan jangan kemana – mana. Saya minta tolong ada yang bantu saya untuk lapor masalah ini di polisi”, ungkap DB.
Pasca kejadian, korban perkosaan berkebutuhan khusus hidup dalam ketakutan, merasa terancam dan membutuhkan perlindungan. Keluarga korban telah mendatangi Kepala Desa Nibaaf, Egidius Iku Faot melaporkan kejadian tersebut. Namun hingga kini Kades Egidius belum mengambil tindakan apapun terhadap pengaduan warganya. Korban dalam kesehariannya hanya mendekam di dalam rumah dan selalu bersembunyi di dalam rumah bulat (Ume kbubu) jika ditemui.
Hingga berita ini diturunkan, Kades Egidius Iku Faot belum berhasil dikonfirmasi media. Beberapa kali dihubungi melalui telpon selulernya, namun tidak direspon.
Keterangan Foto : Ilustrasi pemerkosaan.