BKKBN NTT Gelar Sosialisasi Materi dan Media Kie Pro PN 1000 HPK di Belu

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT menggelar sosialisasi Materi dan Media Kie Pro PN 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Kabupaten Belu wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL, Jumat (3/7/2020).

Kegiatan bertempat di Aula Hotel Matahari Atambua dihadiri Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. NTT, Marianus Maukuru, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Belu Egi Nurak, Kader KB dan pengurus PIK remaja dan PKB pada lokasi Desa stunting.

Tujuan kegiatan yakni, untuk meningkatkan kemampuan bagi para pengelola Pro PN 1000 HPK di lokasi stunting untuk melaksanakan kegiatan pengasuhan 1000 HPK bagi para ibu hamil dan keluarga yang memiliki baduta dalam rangka pencegahan stunting di daerah Belu.

Selain itu, meningkatkan kemampuan bagi para pengelola PIK Remaja untuk mengomplementasikan materi dan media Kie Pro PN di lokasi serta meningkatkan kemampuan bagi para pengelola Pro PN untuk melakukan system pelaporan setiap bulan dan tepat waktu.

Adapun pembawa materi kegiatan yakni, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. NTT, Marianus Mau Kuru dengan materi kebijakan program bangga kencana dalam menurunkan stunting di NTT, dan Kabid KSPK Perwakilan BKKBN Prov. NTT, Mikhael Galmin dengan materi modul BKB emas dan petunjuk teknis system pelaporan Pro PN 1000 HPK.

Wakil Bupati Ose Luan dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan mengatakan, kegiatan sosialisasi ini sangat penting menyadarkan kita kembali bagaimana hidup dengan dua anak cukup sesuai program KB.

Program ini jelas dia, tidak asal jalan tapi dipikirkan dengan baik dan tersistem sehingga hari ini dilakukan sosialisasi Materi dan Media Kie Pro PN 1000 HPK bagi para kader KB serta remaja pengelola di Kabupaten Belu.

Lanjut dia, sosialisasi hari ini tidak terlepas dari isu stunting HPK yang sangat berhubungan dengan gizi dan lain-lain. Karena keluarga kurang mampu tapi memiliki anak banyak maka tidak menutup kemungkinan anak stunting.

“Kerja kader luar biasa dalam program KB. Karena itu dua anak cukup. Apresiasi untuk pihak BKKBN Provinsi Kupang yang datang membawa sosialisasi dalam mengatasi angka stunting,” ujar Ose Luan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. NTT, Marianus Mau Kuru memberikan apresiasi pada Dinas PPKB Belu dimana pelayanan aseptor menargetkan 772 dan realisasinya sebanyak 1.114 atau 144,30 persen.

Lanjut dia, perintah Pak Gubernur bahwa beliau meninginkan supaya tidak boleh ada lagi kemiskinan. Namun faktor banyak keluarga miskin masih memiliki anak banyak.

Karena itu tambah Mau Kuru, perintah Pak Gubernur agar keluarga miskin tidak cukup dua anak. Harapannya jangan sampai ada kehamilan, kelahiran baru di pandemi yang memicu angka kemiskinan hingga stunting.