Tiga Kecamatan di Kota Kupang Berstatus Siaga Kekeringan Air

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Kupang Ade Manafe mengatakan, untuk penanganan masalah air bersih dipuncak musim kemarau saat ini, pihak BPBD Kota Kupang telah menggelar rapat persiapan bersama BMKG, dan jajaran lainnya terkait status ketersediaan air di Kota Kupang. Pasalnya tiga Kecamatan di Kota Kupang berstatus Awas terhadap kekurangan air.

“Di Kota Kupang ada tiga kecamatan yang berstatus awas dan tiga kecamatan lainnya berstatus siaga kekeringan air. Tiga Kecamatan yang berstatus awas yaitu Kecamatan Alak, Kecamatan Maulafa dan Kecamatan Oebobo, sementara tiga kecamatan lainnya berstatus siaga,” kata Ade Manafe kepada wartawan di Kupang, Senin (09/09/2019).

Menurutnya, berdasarkan hasil rapat bersama BMKG, pihak BPBD sudah menyiapkan surat yang menyatakan bahwa Kota Kupang dalam posisi siaga darurat, yang nantinya akan diberikan kepada Wali Kota Kupang untuk ditandatangani.

Ade menjelaskan, setelah surat ini ditandatangani oleh Wali Kota Kupang, maka BPBD Kota Kupang akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk bantuan, baik itu bantuan dari provinsi maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana, atau BNPB.

Menurutnya, kendala yang ada di Kota sekarang ini adalah keterbatasan anggaran untuk memberikan suplay air bersih kepada masyarakat yang terkena dampak kekeringan, maka BPBD akan berkoordinasi dengan provinsi dan pusat untuk bisa membantu.

Dampak kekeringan, kata Ade, bukan hanya berdampak pada kekurangan air bersih saja, namun juga akan dikaji apakah berdampak pada pemenuhan makan sehari-hari, jika diperlukan, maka pemerintah akan memberikan bantuan cadangan beras bagi masyarakat yang membutuhkan.

Terkait Kota Kupang berstatus siaga Kekeringan Air, Anggota DPRD Kota Kupang, Satario Julius Pandie mengatakan, pemerintah seharusnya sudah mempersiapkan penanganan masalah krisis air ini dari jauh hari, pasalnya kekeringan ini terjadi setiap tahun dan kenapa tidak pernah diantisipasi.

Satario meminta pemerintah agar serius dalam menangani masalah air bersih, karena kebutuhan masyarakat Kota Kupang semakin hari semakin bertambah, karena jumlah populasi penduduk semakin bertambah.

Selain itu, menurut Satario pemerintah agar pada sidang-sidang pembahasan anggaran, pemerintah bisa mengusulkan anggaran yang cukup untuk menangani masalah-masalah bencana seperti ini. Jika memang nantinya ada sisa anggaran, bisa dijadikan Silpa untuk dianggarkan kembali pada tahun berikutnya.

Menurutnya, masalah bencana ini tidak bisa pastikan, apakah tahun ini ada atau tidak, tetapi pemerintah harus siap dan jangan sampai sudah terjadi bencana barulah pemerintah bingung mau membantu dengan cara apa, akhirnya masyarakat yang dirugikan.