Politeknik Negeri Kupang Bentuk Lembaga Pelatihan Bidang ET – PLTS Off-Grid NTT

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Politeknik Negeri Kupang (PNK) Nusa Tenggara Timur (NTT), akan membangun lembaga pelatihan lokal di bidang energi terbarukan (ET), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mencetak teknisi yang andal. Hal ini searah dengan upaya pemerintah provinsi dan nasional dalam rangka mempercepat akses listrik masyarakat NTT dengan menggunakan energi terbarukan, khususnya PLTS.

Mengembangkan dan membangun lembaga pelatihan di provinsi NTT tersebut dianggap sangat penting karena pertama jumlah masyarakat yang masih belum terlayani PLN, sebuah BUMN yang menyediakan suplai listrik masih cukup signifikan, kedua adanya potensi kebutuhan SDM yang berkualitas di sektor industri ET, ketiga potensi alam NTT yang sesuai dengan PLTS.

Menurut data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTT tahun 2018, seperti dikutip berbagai media menyebutkan bahwa ada sekitar 20-30% desa yang belum terlistriki. Lebih lanjut 10 dari 22 kabupaten kota di provinsi NTT memiliki rasio elektrifikasi dibawah 50%.

Saat ini PLN telah mengoperasian sebuah PLTS on-grid terbesar di Indonesia dengan kapasitas 5 MWp di NTT. Lebih lanjut terdapat lebih dari 40 instalasi PLTS off-grid skala kecil telah beroperasi di wilayah NTT yang di bangun dari dana APBN dan DAK energi skala kecil. Dengan melihat potensi sedemikian besar, tentunya persiapan sumber daya manusia di bidang PLTS menjadi sangat penting.

“Untuk menjamin keberlanjutan PLTS, pengetahuan tentang dasar-dasar teknologi PLTS harus dimiliki oleh semua SDM yang terlibat dalam instalasi, pemeriksaan dan pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan sistem PLTS. Selain itu kami ingin mensinergikan RENSTRA kami dengan RENSTRA PEMPROV yang fokus ke sektor pengembangan pariwisata dengan mengimbanginya ke branding Energi dan Pariwisata. Untuk itu ke depan kami juga akan mengembangkan jenis-jenis usaha pendukung bagi instalasi sistem PLTS di NTT sehingga bisa berkesinambungan melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan kajian serta kegiatan pengabdian masyarakat,” jelas Direktur PNK, Nonce Farida Tuati, SE., M.Si Senin (25/2/2019).

Guna mengkonkretkan tujuan tersebut di atas, PNK melakukan Pelatihan Teknisi Angkatan ke-1 di NTT dengan target 20 mahasiswa tingkat akhir (semester 5 ke atas). Pelatihan ini juga sekaligus menjadi bagian pembekalan bagi para mahasiswa untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di daerah.

Menurutnya, potensi penggunaan ET tenaga surya sangatlah besar, dan seharusnya bisa dioperasionalkan oleh orang NTT asli. PNK harus mengambil peran guna memastikan tersedianya SDM asli NTT yang bisa memahami cara kerja dasar PLTS tersebut.

Pelatihan ini dilakukan selama dua pekan di ruang Auditorium Politeknik PNK, pada 25 Februari hingga 9 Maret 2019. Pembukaan pelatihan ini juga dihadiri para peserta pelatihan dan key stakeholder kunci di bidang energi dan ketenagalistrikan di level provinsi dan kabupaten/kota.

Kegiatan tersebut didukung penuh oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) bekerjasama dengan the Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Federal Jerman Urusan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), melalui program GIZ Electrification through Renewable Energy (ELREN).

Pelatihan ini adalah bentuk keseriusan pemerintah Indonesia dan Jerman dalam mewujudkan tercapainya akses listrik melalui ET secara berkelanjutan di Indonesia. Pelatihan ini adalah tindak lanjut dari kegiatan pelatihan yang sama pada akhir tahun lalu, di Makassar dan Jakarta dengan mendatangkan pelatih langsung dari Renewable Energy Academy (RENAC), Jerman.