Paket Marhaen Siap Kembangkan Zonasi Ekonomi Kerakyatan Di NTT

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Marianus Sae – Emelia Julia Nomleni (Paket Marhaen) dengan spiritnya membangun dari desa, akan mengembangkan potensi pertanian dengan sistem zonasi atau cluster untuk pengembangan ekonomi bersasis kerakyatan.

Koordinator Wilayah (Korwil) Pemenangan Paket Marhaen untuk wilayah Nagekeo, Patris Lali Wolo sampaikan ini kepada media ini, Selasa (29/5/2018).

Menurut Patris, jika dilakukan analisis kebutuhan bawang untuk tiap rumah tangga di NTT dengan jumlah kepala keluarga (KK) kurang lebih 1 juta, dengan kebutuhan rata-rata per bulan 1 KK sebanyak 1 kilogram (kg) maka total yang dibutuhkan untuk sebulan mencapai 1.000.000 juta kg.

Jika rata-rata harga bawang Rp 20.000/kg maka sebulannya masyrakat NTT harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan bawang sebesar Rp 20 miliar perbulan. Jika di totalkan pertahun maka untuk kebutuhan bawang saja 12 juta kilogram/ tahun maka masyrakat NTT harus mengeluarkan uang Rp 240 miliar/ tahun untuk memenuhi kebutuhan bawang di NTT.

“Tentu jumlah uang yang tidak sedikit hampir seperempat-nya PAD Provinsi NTT. Oleh karena itu paket Marhaen menawarkan gagasan ini,” ujar Patris.

Anggota DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan ini berargumen, apabila saat ini NTT setiap tahunnya hanya bisa menghasilkan bawang sendiri 2 juta kg, maka masih terjadi defisit 10 juta kg bawang untuk memenuhi kebutuhan/tahun.

“Sebanyak 10 juta kilogram ini yang masih dibeli dari luar NTT, dan jika harga bawang Rp 20.000/kg maka tiap tahun ada uang rakyat NTT sebesar Rp.200 miliar harus keluar ke Pulau Jawa dan Sumbawa untuk beli bawang. Otomatis petani bawang di luar NTT yang menikmati uang tersebut,” paparnya.

Dia menyatakan, jika Marhaen di percaya memimpin NTT untuk periode 2018 – 2023 maka dipastikan bisa melakukan program swasembada bawang ini, yang tentunya membuat banyak lahan jadi produktif. Selain itu, melakukan kerja sama dengan perusahaan pembibitan dan transfer teknologi dan alokasi anggaran untuk program swasembada bawang dimaksud.

“Jika ini program ini dijalakan maka akan terbentuk lapangan kerja baru, peredaran uang pada tingkat petani samakin meningkat. Ekonomi bergerak dan bertumbuh, maka kesejahteraan sesungguhnya perlahan mulai tercapai,” kata Patris yang juga Wakil Ketua Bidang Pora DPD PDI Perjuangan NTT.

Selain swasembada bawang, lanjut Patris, juga program swasembada telur dengan nilai uang rakyat NTT yang belanja telur ke luar per tahun Rp 360 miliar per tahun. “Baru dua komoditi bawang dan telur saja untuk kebutuhan konsumtif ini, rakyat NTT rela uangnya terbang ke kantong-kantong petani luar NTT sebesar Rp 560 miliar/ tahun atau setara dengan separuh PAD NTT/ tahun,” ucapnya.

Patris menambahkan, gagasan pengembangan zonasi ekonomi kerakyatan sudah disiapkan oleh Paket Marhaen, termasuk telah menyiapkan konsultan ekonomi pertanian lahan kering dan hortikultura. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan pada pihak luar, dengan mengajak rakyat NTT untuk berdaulat di bidang pangan. Berdikari di bidang ekonomi dan tetap berkepribadian dalam budaya.

Cawagub NTT nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni mengatakan, NTT memiliki potensi alam yang luar biasa yang perlu dikembangkan. Potensi itu siap dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan di NTT.

Politisi PDIP itu menambahkan, segala kebijakan yang diambil pemerintah dalam menata perekonomian, harus berdasarkan kepentingan rakyat. Menurut Mama Emi, sapaan Emelia, penguatan ekonomi rakyat akan menjadi program unggulan Paket Marhaen.

“Kami akan memberikan modal-modal usaha kepada masyarakat agar masyarakat bisa mengelolah sesuai kebutuhannya. Penguatan ekonomi menjadi program unggulan kami,” ujar Mama Emi.