Mama Emi: Perempuan NTT Korban Trafficking Imbas Kemiskinan

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Jakarta, NTTOnlinenow.com – Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang masuk zona merah perdagangan orang (human trafficking). Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada 2017, korban terbesar human trafficking adalah perempuan dan anak.

Walaupun sudah masuk zona merah, belum ada perubahan berarti terkait tindak kejahatan di NTT ini. Bahkan sejak Januari sampai 13 Februari 2018 lalu, sudah 13 jenazah korban human trafficking yang sebagian besar perempuan dikirim dari Malaysia.

Menanggapi ini, calon wakil gubernur (cawagub) NTT, Emilia Julia Nomleni mengatakan selama ini banyak orang baru berbicara human trafficking ketika ada korban. Jarang sekali yang berbicara mengenai proses awal kejahatan yang seharusnya dicegah.

“Seharusnya kita upayakan pencegahan agar tidak terjadi lagi perempuan NTT menjadi korban human trafficking,” kata Mama Emi, sapaan akrab Emelia saat menjadi pembicara Diskusi Publik Perempuan NTT dan Eksploitasi di Era Milenial di Jakarta, Kamis (10/5/2018).

Menurut Mama Emi, pencegahan yang pertama kali harus dilakukan yakni mengatasi kemiskinan. Sebab, pertama kali yang merasakan dampak kemiskinan yakni perempuan.

“Kekurangan air, perempuan yang pasti pertama merasakan begitu juga kekurangan makanan perempuan yang pertama merasakan. Sehingga wajah kemiskinan NTT adalah dari perempuan,” imbuh wanita berambut putih itu.

Mama Emi mencontohkan seorang perempuan dan laki-laki saat mempunyai uang Rp 20.000 akan berbeda sikapnya. Jika laki-laki mempunyai uang sebesar itu akan habis untuk beli sebungkus rokok dan ngopi di warung.

“Berbeda dengan perempuan. Jika perempuan punya uang Rp 20.000 dia akan melihat beras di dapur terlebih dahulu. Bila tidak ada beras, uang tersebut akan dihabiskan untuk membeli beras supaya suami dan anak mereka tidak kelaparan,” ujar wanita yang berpasangan dengan Marianus Sae tersebut.

Cawagub nomor urut 2 itu menyampaikan, dari lima agenda utama yang disiapkannya, jika dipercaya memimpin NTT kelak, ada satu agenda khusus untuk mencegah perempuan menjadi korban human trafficking. Agenda itu, kata Mama Emi, adalah penguatan peran perempuan dalam perekonomian masyarakat NTT.

“Nantinya ekonomi di NTT akan berbasis rumah tangga dan kerakyatan sehingga perempuan bisa terlibat di dalamnya serta kesejahteraan bisa bermula dari dalam rumah,” ujarnya.