Ada 14 SPLU PLN Tersebar Di Timor dan Flores

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki 14 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) untuk kendaraan listrik yang tersebar di dua pulau besar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Pulau Timor dan Pulau Flores.

Hal ini disampaikan General Manager PLN Wilayah NTT, Christyono kepada wartawan di Kupang, Jumat (27/4/2018).

Menurut Christyono, hingga saat ini persebaran SPLU PLN baru ada di dua pulau besar tersebut, yang mana masing-masing untuk di Pulau Timor sebanyak 7 (tujuh) dan di Pulau Flores dengan jumlah yang sama yaitu tujuh.

“Tujuh di Flores dan tujuh dan di Timor,” kata Christyono.

Christyono menjelaskan, SPLU ini disiapkan untuk transportasi berbasis energi listrik namun sering juga dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima.

“Kita kan sudah jalan dari tahun lalu sebenarnya, kami siap dengan sarana pengisian untuk kendaraan listrik baik mobil dan motor listrik,” jelasnya.

Dia mengemukakan, dengan tersedianya SPLU yang sudah terpasang di jalan utama kepulauan Flores dan Timor ini mempermudah masyarakat yang akan mengisi (charging) energi listriknya.

“Kondisi ideal untuk mobil listrik membutuhkan waktu 8 jam untuk pengisian baterai mobil dan motor listrik membutuhkan 3 jam dan khusus di NTT baru ada motor listrik,” katanya.

Christyono menguraikan, seorang traveler asal Belanda bernama Weibe Wakker melakukan perjalanan keliling dunia menggunakan Mobil Listrik dari Belanda dan berakhir di negeri Kanguru (Australia).

Di setiap perhentiannya hingga sekarang berada di Indonesia, dari Flores dan sekarang berada di Kupang lanjut sampai Atambua, Weibe mengisi baterai pada SPLU milik PLN NTT.

“Mobil Weibe adalah mobil pertama yang dikendarai di NTT dengan mobil Volkswagen Golf Variant yang telah diubah mesinnya bertenaga listrik 36kW dengan jarak tempuh 200 kilometer,” urainya.

Dia berargumen, apabila dihitung total kebutuhan energi listrik untuk pengisian penuh (full charging) dengan jarak tempuh 200 km sebesar 36 kWh seharga Rp 1.352/ kWh sebesar Rp 48.672.

“Jika dibandingkan mengisi dengan BBM 18.18 liter jarak tempuh 200 km dengan harga Premium Rp 6.550 maka biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 119.091. Jadi, Weibe hemat dalam penggunaan mobil listrik Rp 70.419 atau lebih hemat 59.1 persen,” tandasnya.

Sementara itu, Weibe Wakker mengaku mobil yang dikendarai bernomor polisi 17 JND 2 tersebut awalnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

“Saya memilih mobil listrik karena ramah lingkungan dan untuk Lintas Flores dan Pulau Timor ini, PLN sangat membantu saya untuk mengisi baterai dan saya senang bisa mengampanyekan mobil listrik pertama di NTT,” ungkapnya.

“Bagi orang-orang di Indonesia akan menarik sekali apabila harga mobil listrik telah turun. Dalam hal ini mobil listrik akan lebih baik dari pada mobil lainnya baik dalam aspek lingkungan, jangkauan, biaya pemeliharaan, kecepatan, dan pengalaman mengemudi,” pungkas Weibe.