Menteri Jonan Resmikan 21 Unit Pembangkit Listrik dan 12 Sumur Bor di NTT

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meresmikan 21 unit pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) dan 12 sumur bor air tanah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipusatkan di Desa Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Sabtu (24/3/2018).

Pada kesempatan itu, Menteri Jonan didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya, menandatangani prasasti sekaligus menandai diresmikannya 21 unit pembangkit listrik dan 12 sumur bor air tanah yang bangun dengan pembiayaan APBN Kementerian ESDM Tahun 2017 itu.

Hadir juga dalam peresmian antara lain Pjs Bupati Alor, Benyamin Lola, Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Rida Mulyana, Kepala Badan Biologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar, Pemimpin Redaksi Metro TV, Don Bosco Salamun, Piter Gero (Kompas) dan Primus Dorimulu (Pemimpin Redaksi Berita Satu).

Sebanyak 21 unit pembangkit listrik EBT yang diresmikan itu tersebar di 21 desa pada lima kabupaten, yaitu Alor, Rote Ndao, Sumba Barat Daya, Sumba Timur dan Sumba Tengah. Proyek itu dikerjakan menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN tahun 2016/2017, sebesar Rp. 113,8 miliar.

Sedangkan jenis proyek pembangkit listrik yang dibangun Kementerian ESDM itu, adalah 2 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bandara, 3 unit PLTS Terpusat dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebangak 16 unit. Total kapasitas 21 unit pembangkit listrik energi terbarukan 1.516 kilowatt (KW) yang mampu mengaliri listrik kepada 2.737 kepala keluarga (KK).

Selanjutnya sumur bor yang diresmikan Menteri Ignasius Jonan, sebanyak 12 sumur yang tersebar di delapan kabupaten di NTT juga menggunakan dana bersumber dar APBN, sebesar Rp. 5,2 miliar. Setiap satu sumur bor air tanah dengan kedalaman 125 meter dan debit air sekitar dua liter per detik, dapat melayani hingga 2.800 jiwa.

Menteri Jonan mengatakan, pembangunan 21 unit pembangkit listrik EBT untuk memberikan pelayanan yang berkeadilan sosial, sebagaimana yang dianjurkan Presiden RI, Joko Widodo.

Hal itu, lanjut Menteri, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama berkaitan dengan ketersediaan air dan juga listrik sebagai kebutuhan dasar kepada warga masyarakat yang harus dipenuhi.

“Saya minta dukungan para Bupati dan Walikota juga Forkopimda untuk membantu memberikan perhatian akan pelayanan kelistrikan dan air kepada masyarakat. Saya juga minta Pak Gubernur untuk mengusulkan pembangunan sumur bor bagi semua wilayah di NTT ke Kementerian ESDM untuk tahun anggaran berikut,” katanya.

Dia mengakui, memang ada pembangunan sejumlah proyek strategis, yaitu bendungan. Tapi bendungan yang dibangun di NTT tentu belum mampu memenuhi ketersediaan air bagi masyarakat di seluruh pulau di NTT. Sehingga perlu diusulkan untuk dikerjakan pada tahun anggaran 2019, sebab satu sumur bor hanya membutuhkan biaya Rp 400 juta hingga Rp 500 juta.

Gubernur Lebu Raya menyampaikan terima kasih kepada Menteri Ignasius Jonan yang telah memberikan perhatian serius kepada masyarakat di NTT. “Saya akui, NTT memang masalah utamanya listrik dan air. Hal ini menjadi pergumulan kami, bagaimana mengatasi kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,” katanya.

Menurut Lebu Raya, pembangunan bendungan memang penting juga tapi bendungan menelan biaya yang sangat besar dan tidak mungkin dibangun di seluruh NTT. Sehingga diperlukan sumur bor, demikian juga EBT. Sebab, NTT memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi bagi provinsi ini dalam bidang EBT.

“Kami punya tenaga surya yang luar biasa, tenaga bayu, tenaga air, tenaga arus laut dan juga Pak Menteri telah menetapkan Flores sebagai pulau panas bumi. Sehingga bagaimana dieksplor untuk kepentingan energi listrik di NTT,” tandas Lebu Raya.