Tingkat Kesejahteraan Petani NTT Meningkat

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Kesejahteraan petani Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat seiring menguatnya indeks Nilai Tukar Petani (NTP). NTP menghitung rasio antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia menyebutkan, NTP NTT pada bulan Februari 2018 sebesar 104.82. NTP bulan Februari 2018 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100).

“Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan,” kata Maritje kepada wartawan di Kupang, Kamis (1/3/2018).

Maritje mengatakan, pada bulan Februari 2018, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 104.82 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 109,30 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P); 101,37 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 99,90 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 106,60 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 108,86 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

“NTP Februari 2018 terjadi kenaikan sebesar 0,03 persen dibandingkan dengan NTP Januari 2018. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan/daya beli dan daya tukar (term of trade ) petani di pedesaan meningkat,” katanya.

Dia menjelaskan, hal itu disebabkan karena biaya produksi pertanian dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga petani meningkat tetapi masih lebih rendah dibandingkan penerimaan petani. Di daerah perdesaan terjadi inflasi sebesar 0,88% pada bulan Februari 2018 ini .

“Subkelompok yang mengalami inflasi adalah bahan makanan (1,72%), makanan jadi (0,07%), sandang (0,04%), kesehatan (0,77%), pendidikan (0,14%) dan transportasi (0,07%),” jelasnya.