Lima Orang Meninggal Akibat Bencana di NTT

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam yang terjadi selama rentang waktu dua bulan sejak Desember 2017 – Januari 2018 sebanyak lima orang.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Tini Thadeus kepada wartawan di Kupang, Senin (29/1/2018).

Menurut Thadeus, korban meninggal dunia antara lain akibat hanyut terbawa banjir di wilayah Kabupaten Kupang sebanyak dua 2 orang, sementara 3 orang di Kabupaten Manggarai Barat meninggal akibat tersambar petir.

“Untuk kejadian di Kabupaten Kupang, korbannya adalah sepasang suami istri terseret banjir akibat air sungai meluap. Saat itu keduanya baru saja pulang dari kebun,” katanya.

Sedangkan di Manggarai Barat, lanjut dia, seorang nenek dan cucunya meninggal tersambar petir saat sedang mengoperasikan telepon seluler (Ponsel) di dalam rumahnya. Sebenarnya korban berjumlah 4 orang, namun 2 selamat, sementara 2 lainnya meninggal dunia.

“Satu lagi korban meninggal di Manggarai Barat adalah seorang nenek, ketika itu beliau baru saja pulang dari kebun, dan sesaat sebelum masuk ke dalam rumah korban disambar petir persis di depan rumahnya,” ujarnya.

Thadeus menyebutkan, selain korban jiwa akibat bencana, terdapat juga korban berupa infrastruktur seperti jalan raya, bangunan, irigasi, rumah dan jembatan. Hal ini disebabkan oleh longsor, banjir dan juga angin puting beliung atau angin kencang.

“Ada jalan provinsi yang baru dikerjakan tahun lalu di Kabupaten Manggarai Timur hampir putus akibat longsor. Untuk saluran irigasi yang jebol itu ada laporan dari Manggarai Barat dan juga Ende, dan tempat lainnya,” katanya.

Sementara untuk Kabupaten Kupang, lanjut dia, terjadi longsor pada sejumlah titik yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur jalan, seperti di jalur Panite, jalur tengah Amfoang begitu juga jalur Nekamese ke Amarasi Barat di Ikan Foti.

“Banyak titik longsor dan terjadi ancaman sehingga praktis terganggu, namun masih bisa dilalui kendaraan. Kami masih melakukan pendataan, untuk nanti dilakukan perbaikan jika terjadi emergency,” katanya.

Dia menambahkan, dalam beberapa hari terakhir ini, cuaca ekstrem seperti angin kencang disertai hujan melanda hampir seluruh wilayah NTT, terutama di wilayah Pulau Flores dan sekitarnya.

“Kami sudah terima laporan dari BPBD terkait angin kencang yang terjadi wilayah Pulau Flores, untuk saat ini mereka masih mendata kerusakan yang ditimbulkan,” tandasnya.