Tetapkan Marianus – Emy, Begini Pendapat Masyarakat Tentang PDIP

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri akhirnya menetapkan dukungan kepada pasangan Marianus Sae – Emy Nomleni untuk bertarung di Pilgub Nusa Tenggara Timur (NTT) 2018.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Hasto Kristianto mengatakan, akan menyiapkan kejutan bagi masyarakat NTT.

Rupanya keputusan PDI Perjuangan memberikan rekomendasi kepada Marianus- Emy tersebut memunculkan ragam tanggapan dari masyarakat NTT. Sebagian dengan riang gembira menyambut keputusan itu, namun tidak sedikit pula yang merasa kecewa terhadap keputusan PDIP dimaksud.

Remigius Bria Seran, salah satu simpatisan PDIP mengatakan, keputusan PDIP dalam mengusung calon hanya menimbulkan kekecewaan, karena mengabaikan sejumlah kader potensial di internal PDIP sendiri.

“Saya rasa ini sebuah penghinaan kepada kami sebagai pencinta partai moncong putih. Partai yang kami kenal sebagai partai yang memperjuangkan rakyat kecil tapi hari ini telah mengabaikan kader- kader partai yang susah payah dan berdarah darah membesarkan PDIP,” kata Bria Seran kepada wartawan, Minggu (17/12/2017).

Menurutnya, masih terdapat sejumlah kader PDIP yang sangat layak untuk diusung sebagai calon gubernur, seperti Kristo Blasin, Andre Hugo Pareira, Lucia Adinda Dua Nurak dan Raymundus Sau Fernadez.

Bria Seran berpendapat, penetapan PDIP yang mengabaikan kader telah melahirkan rasa takut untuk meniti karir di partai dari titik paling bawah. Pasalnya, tindakan PDIP itu hanya melahirkan pragmatisme politik belaka, yang mana untuk menjadi pemimpin tidak perlu berdarah- darah mengurus partai.

Baca juga : PKB Usung Marianus Sae – Emmy Nomleni di Pilgub NTT

“Cukup cari duit saja untuk sampai kita kaya setelah kita kaya baru berpartai untuk maju jadi pemimpin. Karena putusan PDIP hari ini tidak memberikan pembelajaran secara idelogis tapi sebuah pragmatisme politik semata,” kata Bria Seran.

Dia mengatakan, keputusan DPP PDIP itu akan mendapat perlawanan yang luar biasa dari masyarakat yang mencintai PDIP sebagai partai orang kecil.

“Kami katakan siap melawan keputusan ini dengan mengkampanyekan untuk tidak memilih pasangan Marianus-Emy. Siapa itu Marianus, dia adalah Bupati Ngada yang dibesarkan oleh PDIP tapi kemudian balik lawan PDIP. Di Ngada dia mengkampanyekan untuk lawan PDIP tapi malah hari ini dia diakomodir oleh PDIP. Wahai orang DPP buka mata sekarang,” tandas Bria Seran.

Senada dengan itu, simpatisan PDIP lainnya Alfons Lete mengatakan, keputusan tersebut tidak mencerminkan PDI Perjuangan sebagai partai kader. “Malah lebih sebagai partai yang baru lahir kemarin karena mengabaikan kader potensial di internal PDIP yang sudah susah payah berjuang untuk kebesaran partai,” ujarnya.

Sementata itu, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan, Dolvianus Kolo mengatakan, tidak akan tunduk dan taat pada Surat Keputusan (SK) DPP PDI Perjuangan terkait penetapan calon gubernur NTT non kader dalam perhelatan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT kali ini.

“Partai ini lagi semangat -semangatnya menggelar kaderisasi tapi kenapa dalam hajatan demokrasi seperti ini bukan kader yang disodorkan, ini bentuk pengangkangan terhadap partai kader sehibgga saya tegas menolak untuk tunduk pada SK DPP jika Cagub non kader PDIP yang ditetapkan,” tegasnya.

Dolvianus mengatakan, NTT adalah basis PDIP sehingga apabila bukan kader yang ditetapkan maka pasti ada penolakan besar-besaran dari rakyat. Pasalnya, PDIP merupakan partai incumben di NTT sehingga jika bukan kader sendiri yang disodorkan maka pasti akan menuai kekalahan besar.

Dia menyatakan, menolak wacana penetapan cagub non kader ini diibaratkan seperti fenomena gunung es yang terjadi dimana satu yang muncul sementara ribuan konstituen masih berada di bawah permukaan laut.