TPDI Kecam Anggota Polres Manggarai yang Melakukan Penembakan Terhadap Hilarius Wolo

Bagikan Artikel ini

Lapporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Menyikapi kasus yang menimpa, Hilarius Wolo, korban penembakan oleh oknum anggota Polisi dari Polres Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terjadi pada, Sabtu, 23 September 2017 sekitar pukul 02.00 dini hari tadi di Lingko Dia,

Koordinator TPDI dan Advokat Peradi, Petrus Salestinus, akhirnya angkat bicara. Dalam press releasenya yang diterima NTTOnlinenow.com, Sabtu siang tadi, mengatakan, Kapolda NTT harus memberikan perhatian serius terhadap perilaku anggota Polri yang ditempatkan di seluruh NTT, karena dalam banyak hal sering melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap masyarakat awam yang lugu dan bersahaja.

Kasus penembakan seorang anggota Polisi di Borong Manggarai Timur terhadap Hilarius Wolo, pemilik kendaraan Avanza yang ditabrak oleh mobil pickup yang dikemudikan oleh seorang anggota Polisi, menjadi salah satu bukti betapa arogannya anggota Polisi di NTT ketika membawa senjata api, baik dalam rangka tugas maupun di luar jam tugas.

Kalau kita lihat kronologis kejadiannya, maka sebetulnya tidak ada sesuatu yang luar hiasa dalam dialog yang terjadi antara Hilarius Wolo dengan anggota Polisi yang arogan, congkak dan tidak memiliki karakter seorang pengayom, pelindung masyarakat dan penegak hukum.

Kapolres Manggarai, AKBP Marselis Sarimin Karong, harus segera turun tangan untuk menindak tegas anak buahnya, tangkap dan tahan dia serta segera lakukan proses hukum.

Peristiwa penembakan terhadap korban Hilarius Wolo, mngingatkan kita pada peristiwa penembakan yang dilakukan oleh anggota Polisi Air tehadap dua orang nelayan warga Pulau Pemana, Sikka di Perairan Reo, Manggarai. Dua nelayan Pemana, Sikka itu ditembak saat berpapasan di perairan Reo, kabupaten Manggarai pada, Juli tahun 2013 yang lalu, hingga kasusnya diadili di Pengadilan Negeri Manggarai.

Baca juga : Naas, Hilarius Woso Ditembak Oknum Polisi Usai Lakalantas

Kapolda NTT dan Kapolres Manggarai, lanjut dia, harus segera menetralisir situasi yang bakal berkembang kearah ketidaksukaan masyarakat terhadap anggota Polri yang semakin luas, hingga terjadi krisis kepercayaan publik terhadap Polisi, rasa dendam yang meluas dari masyarakat terhadap Polisi, haya karena ulah oknum polisi yang arogan hingga main hakim sendiri harus diakhiri.

Kapolres Manggarai seharusnya lebih fokus memperhatikan perilaku anggotanya, ketimbang lebih banyak melakukan manuver politik untuk pilkada. Akibatnya perilaku anggota Polisi yang kebablasan, arogan, congkak, sewenang-wenang hingga main hakim sendiri terhadap warga masyarakat yang tidak bersalah semakin menjadi-jadi.

Ini merupakan tindakan yang mebangkangi kebijakan KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian yang selalu mengedepankan disiplin, termasuk displin penggunaan senjata, sekaligus telah mencoreng upaya keras Kapolri dalam membina angotanya agar selalu menjadi pengayom bukan jadi pembantai masyarakat.

Kenaikan peringkat Polda NTT menjadi tipe A, dengan Kapolda dari Brigjen menjadi Irjen harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan hukum, keadilan dan ketertiban masyarakat yang jauh lebih baik.

Jika Polisi di lapangan masih berperilaku sewenang-wenang, arogan dan main hakim sendiri terhadap masyarakat di NTT maka ini berarti Kapolda dan seluruh jajarannya masih salah menterjemahkan tujuan kenaikan peringkat dari tipe B menjadi A.

Ini menyangkut fasilitas yang disediakan negara menjadi jauh lebih baik harus disertai dengan kualitas perilaku yang lebih manusiawi di masyarakat, tutupnya.