Program KB, Langkah Awal Menuju Keluarga Sejahtera
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya mengatakan, Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program penting dan berdaya guna. Pilihan untuk mengikuti program ini merupakan peretas dan langkah awal menuju kesejahteraan keluarga.
“Saat mulai digaungkan pada tahun 1970-an, ajakan untuk memiliki dua anak saja ini, sempat mendapat penolakan, namun sekarang masyarakat sudah mulai sadar dan merasakan manfaatnya,” kata Gubernur Lebu Raya dalam sambutannya saat membuka kegiatan Rakorda Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Provinsi NTT Tahun 2017 di Kupang, Rabu (22/2/2017).
Gubernur Lebu Raya meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani KB dan Kependudukan di kabupaten/kota agar terus melakukan edukasi, sosialisasi serta membangun kerjasama lintas sektoral. Sebab, keberhasilan program KB sangat erat kaitannya dengan penurunan angka kemiskinan.
“Jumlah anak yang banyak menimbulkan kesulitan tersendiri bagi orang tua, untuk mempersiapkan pendidikan layak dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya. Bangunlah kerjasama dengan berbagai komponen seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Agar program ini semakin memasyarakat, manfaatkanlah para pendamping desa, penyuluh pertanian juga kader posyandu,” katanya.
Terkait tema kegiatan, Dengan Program KKBPK, Kita Tingkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Memiliki Karakter Bangsa dalam Kerangka Negara Kesatuaan Republik Indonesia, Lebu Raya menekankan soal peran strategis keluarga dalam mensukseskan Gerakan Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.
“Keluarga adalah peletak dasar bagi pembentukan karakter seseorang. Pendidikan yang diperoleh anak-anak dari orang tua sangat menentukan kehidupan sosialnnya. Karena itu, saya mengimbau pemerintah kabupaten/kota agar terlibat aktif dan mendukung penuh kesuksean program Kampung KB,” ujarnya.
Baca : Perlu Inovasi Percepatan Pelayanan Publik
Kepala BKKBN RI, Surya Chandra Surapati dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk, Benyamin Benu menyatakan, Program KKBPK ditujukan untuk membangun karakter bangsa yang melibatkan keluarga, lembaga pendidikan dan juga masyarakat.
“Program ini dijalankan secara inklusif demi menciptakan generasi penerus yang menjunjung tinggi semangat kebhinnekaan, gotong royong dan memiliki ethos kerja. Demi mewujudkan hal ini, sejak Januari 2016 Presiden Jokowi mencanangkan Kampung KB untuk merealisasikan cita-cita membangun Indonesia dari pinggiran. BKKBN berkomitmen untuk melibatkan secara langsung para tokoh agama, tokoh masyararakat, tokoh adat dan organisasi kemasyarakatan dalam menyukseskan berbagai program pengendalian kependudukan ini,” tandas Beni.
Sementara itu, Kepala Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi NTT, Kresaputra dalam laporannya, menjelaskan secara umum capaian pelaksanaan Program KKBPK selama hampir empat dasawarsa di NTT.
“Program ini secara umum menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, meskipun dari aspek sasaran beberapa indikator belum menunjukkan hasil yang ideal. Tahun 2016, akseptor KB di NTT sebesar 82.225 (65,44 persen) dari target 125.650 orang. Sementara kesertaan Akseptor menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) mencapai hampir 100 persen dari target awal sebesar 91,86 persen. Demikian halnya dengan program Kampung KB. Berkat dukungan Gubernur dan Para Bupati/Walikota, sudah terbentuk 54 Kampung KB dari target awal hanya 22 Desa/Kelurahan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan Penandatanganan Kerja sama Pencapaian Kinerja antara Kepala Perwakilan BKKBN NTT dengan Kepala OPD KB Kabupaten/Kota. Acara diisi juga dengan Penyerahan Buku Panduan Penyuluhan Bina Keluarga Balita (BKB) bagi Kader yang diterbitkan atas Kerja sama BKKBN dan Plan Internasional, kepada perwakilan OPD KB Kabupaten/Kota.
