Nelson Matara: Bangun Kabupaten Kupang, Tiga Etnis Ini Harus Dirangkul

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Nelson Matara yang disebut-sebut sebagai salah satu Bakal Calon (Balon) Bupati Kupang menyatakan, untuk membangun atau memajukan Kabupaten Kupang maka tiga etnis besar di daerah itu semuanya harus dirangkul.

“Kabupaten Kupang secara demografi ada tiga etnis besar yaitu Timor, Rote dan Sabu. Memang sejarahnya begitu, tidak ada orang Timor dia lebih besar dari orang Rote begitu juga orang Rote tidak lebih besar dari orang Sabu, sehingga untuk membangun Kabupaten Kupang, ketiga suku ini harus dirangkul,” kata Nelson kepada wartawan di Kupang, Senin (5/12/16).

Menurut Nelson, tiga etnis ini merupakan tiga batu tungku yang sudah menyatu dan tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dengan demikian, perhatian terhadap ketiga etnis tersebut harus seimbang sehingga tidak menimbulkan kepincangan sosial.

“Jadi di Kabupaten Kupang, tiga suku ini harus diutamakan, agar tiga batu tungku ini menjadi seimbang dan tidak boleh miring, supaya bisa mengayomi masyarakat luar yang datang di daerah itu,” ujarnya.

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, menjadi pemimpin di Kabupaten Kupang harus bisa meramu tatanan kemasyarakatan di daerah tersebut secara baik agar tidak menimbulkan dikotomi di masyarakat yang kemudian menjastifikasi bahwa satu etnis lebih unggul dari etnis lainnya.

Baca : Menpora Imam Nahrawi Resmikan Sekolah Sepak Bola Bintang

“Dari segi sosial demografi ini terjadi di Kabupaten Kupang, kita harus rangkul tiga suku ini agar supaya bisa membangun di Kabupaten Kupang. Karena ini sejarah, sehingga dari tiga suku ini tidak boleh merasa lebih dari yang lain, ini tidak diinginkan oleh alam,” katanya.

Nelson yang juga Wakil Ketua DPRD NTT ini menyatakan siap bertarung di Pilkada Kabupaten Kupang tahun 2018 mendatang apabila direstui oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia juga yakin bisa merangkul tiga etnis itu untuk memajukan pembangunan di Kabupaten Kupang.

“Saya ini kalau disebut Timor ya, Rote ya, Sabu juga ya, karena saya hadir dari tiga etnis ini. Saya lahir dari campuran Rote, Timor, Sabu. Oleh karena itu saya tidak bisa menghindari apalagi membedakan Katolik, Protestan dengan Islam, karena saya menganut ideologi Pancasila dan itu final dalam tubuh PDI Perjuangan,” tegasnya.

Dia menambahkan, terkait urusan politik pembagian kekuasaan dalam pemerintahan perlu disesuaikan dengan porsi yang ada berdasarkan asas pemerataan atau keseimbangan. Apabila ada etnis yang lebih banyak maka harus disesuaikan.

“Dengan betul-betul mempertimbangkan faktor kapasitas dan kapabilitas dari pejabat yang akan ditempatkan pada SKPD yang ada, karena kalau kita kasih ke orang yang tidak mengerti dengan persoalan maka yang datang itu adalah bencana,” tandasnya.