Desain Estetika Dominasi Tren Industri Desain Interior

Bagikan Artikel ini

Surabaya, NTTOnlinenow.com – Tahun ini tren desain interior yang menjadi booming yakni penerapan desain estetika atau kontemporer yang mengarah pada unsur lingkungan. Sebelumnya, tren desain interior didominasi oleh desain minimalis.
Hal tersebut disampaikan Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jatim Niken Rarasrini, Kamis (3/11/2016), di sela pameran MEGABUILD East Indonesia 2016 yang berlangsung tanggal 3 hingga 6 November 2016, di Grand City Convention & Exhibition.

Saat ini, kata Niken, masyarakat semakin sadar akan desain interior. Mereka menyadari sebuah bangunan tempat tinggal atau ruangan tanpa penerapan detil interior akan kurang nyaman dihuni. Arsitek dan desainer harus saling bekerjasama untuk mewujudkan kebutuhan penghuni terhadap desain estetika.

“Sekarang hampir setiap desain interior sudah memasukkan unsur estetika. Jadi desain interior tidak sekadar dilihat dari sisi fungsi tapi juga bagaimana estetika interiornya. Dengan demikian, sebuah bangunan bisa lebih nyaman dihuni sekaligus indah dilihat,”ujarnya.

Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap desain interior mendorong peningkatan permintaan jasa desain interior. Nike menyebut, industri desain interior setiap tahun mengalami pertumbuhan permintaan rerata sekitar 15 hingga 20 persen.

Dia memaparkan sejak 2000 hingga tahun ini tingkat pertumbuhan permintaan jasa desain interior tumbuh mencapai 50 persen. Permintaan jasa desain interior sekitar 50 persen dikontribusi oleh proyek-proyek bangunan hospitality seperti hotel, perkantoran atau sarana bisnis dan pusat perbelanjaan, dan sebagian lagi dikontribusi oleh proyek residential baik kondominium maupun apartemen.

Baca: Pemprov Jatim Dorong Pajak Murah Impor Bahan Baku

Permintaan jasa desain interior, tambah Niken, juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional, kebutuhan bahan material serta ketersediaan bahan material itu sendiri.

Hingga saat ini, HDII memiliki sekitar 100 orang anggota desainer interior profesional, dan 200 anggota desainer dari unsur mahasiswa. Saat ini, HDII sedang menggodok profesionalisme desainer interior mengingat era globalisasi cukup menjadi ancaman bagi desainer-desainer Indonesia.

Sedikit sudah ada ratusan desainer asing yang masuk ke Indonesia untuk menggarap proyek-proyek properti. Adapun yang masuk di wilayah Jawa Timur, sebut Niken, ada sekitar 30-an orang desainer asing yang sebagian berasal dari negara-negara ASEAN.

“Persaingan semakin ketat, bahkan akan ada desainer dari Asia Pasifik akan masuk. Makanya kami coba untuk mensertifikasi anggota HDII. Saingan baru bukan hanya di lokal tapi juga luar negeri, “ungkap Niken.

Meski begitu, anggota HDII juga sudah mulai banyak yang go international untuk menggarap proyek-proyek properti di luar negeri. Dari seluruh anggota HDII secara nasional yang sudah tersertifikasi baru mencapai 20 persen.