Mahasiswa Fapet Undana Didorong Terapkan Ilmu Lewat wirausaha

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
NTT baru mengkonsumsi dua persen perkapita per tahun protein asal hewan
Kupang, NTTOnlinenow.com – Mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Fakultas Peternakan (Fapet) Undana Kupang harus mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat selama berada di bangku kuliah sehingga melahirkan jiwa wirausaha (enterpreneur) baru, terutama di bidang peternakan seperti unggas.

Anggota DPRD NTT, Patris Lali Wolo menyampaikan ini ketika memberi kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa fakultas itu di Kupang, Rabu (28/9/2016).

Menurut Patris, sebelum terpilih sebagai anggota dewan mewakili masyarakat Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka dari PDI Perjuangan pada tahun 2014, dirinya menjalankan usaha ternak unggas sejak tahun 2010. Usaha yang dirintisnya berkembang pesat dan diminati pasar karena memiliki kekhasan tersendiri. Bahkan dirinya juga mengolah pakan ternak, baik untuk kebutuhan unggas yang dikembangkannya maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kuliah umum yang dilaksanakan pada kesempatan ini untuk mengajak para mahasiswa agar tidak berorientasi menjadi pegawai kantoran. Kita ajak mereka untuk bisa mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dan disandingkan dengan praktek yang pernah kita jalani,” ujar alumni Fapet Undana ini.

Sepanjang 2016, Di Kota Kupang Terjadi 48 Kebakaran Kerugian Capai 43 miliar

Patris menyampaikan, saat ini ada sekitar 7000 peternak unggas di NTT. Jumlah peternak dan total produksi yang dihasilkan, belum menjawabi kebutuhan masyarakat akan protein, terutama yang berasal dari unggas. Jika mahasiswa Fapet mampu implementasikan ilmu dengan beternak unggas, maka memberi nilai ekonomi yang tinggi bagi dirinya sendiri.

Mereka yang memiliki kemauan, bisa memanfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disiapkan lembaga perbankan. Prinsipnya, skala usaha yang dijalankan disesuaikan dengan kemampuan dalam mengelola.

“Mahasiswa tidak perlu kuatir akan pasar unggas. Karena NTT baru mengkonsumsi dua persen perkapita per tahun protein asal hewan, sedangkan nasional ditetapkan 14 persen. Jumlah konsumsi itu pun lebih banyak kalangan menengah ke atas. Dari jumlah konsumsi protein itu, 65 persen berasal dari unggas,” papar Patris.

Pada kesempatan itu Patris mengingatkan mahasiswa akan ancaman kehadiran pengusaha unggas asal negara- negara Asia Tenggara yang masuk di Indonesia, termasuk NTT. Jangan sampai kehadiran pengusaha dimaksud menjadikan masyarakat termasuk para mahasiswa dan alumni Fapet sebagai pekerja. Karena itu, belajarlah dengan baik dan berbuatlah sesuatu yang terbaik sehingga mampu berdiri sebagai seorang pengusaha.

Dua Miliar Anggaran Pengamanan Pilwakot Sebesar Disetujui DPRD

“Saat ini, kurang lebih 7.000 orang melakukan penelitian di bidang peternakan. Kita tidak boleh ketinggalan sehingga tidak dikuasai oleh pengusaha asing. Intinya, belajar dengan tekun agar bisa menjalankan usaha, terutama di bidang peternakan unggas,” tandas Patris.

Dekan Fapet Undana Kupang, Gustaf Oematan mendukung langkah yang telah dijalankan salah seorang alumni Fapet, Patris Lali Wolo sebelum terpilih menjadi anggota DPRD NTT pada pemilu legislatif 2014 lalu. Apalagi usaha unggas yang dikembangkannya cukup berhasil. Sebenarnya peluang pasar unggas tidak perlu dikuatirkan, mengingat tingkat konsumsi perkapita daging asal hewan, seperti unggas masih sangat minim.

“Bila para mahasiswa dan alumni berhasil mengembangkan usaha ternak, maka akan sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi. Dengan demikian, ketergantungan masyarakat terhadap negara menjadi lebih kecil,” katanya.